Mahasiswa UB Ciptakan Alat Pelacak Korban Gempa

Avirista Midaada, Jurnalis
Rabu 03 Juli 2019 10:56 WIB
Foto: Alat Pelacak Korban Gempa (Avi/Okezone)
Share :

KOTA MALANG - Lama dan sulitnya evakuasi korban gempa yang ada di Indonesia mengispirasi tiga mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) untuk menciptakan alat pendeteksi korban gempa yang tertimpa reruntuhan.

Alat yang dirangkai dengan baterai, chip, kabel, hingga pelacak gelombang ini menggunakan saluran gelombang radio 9,15 mhz dan bisa dioperasikan dari alat induk pencari sinyal pada smartphone.

Ketua Tim Perwakilan, Muhammad Rikza Maulana menamakan alat ini Deoterions, yang terinspirasi dari temannya yang pernah menjadi korban gempa di Padang.

"Alat ini kami namakan Deoterions yang fungsinya mencari korban tertimbun reruntuhan bangunan yang biasanya terjadi saat gempa. Dari penuturan teman saat itu evakuasi pencarian korban di reruntuhan lama, harus menunggu alat pendeteksi korban dari luar negeri. Dengan menggunakan gelombang radio 9,15 mhz evakuasi bisa segera dilakukan, karena kalau pakai sinyal telepon atau Internet pasti mati saat bencana," ungkap ketua tim perwakilan Muhammad Rikza Maulana, Rabu (3/7/2019).

 Baca Juga: BPBD Papua: Belum Ada Laporan Korban Jiwa Akibat Gempa

Rikza menuturkan cara kerja alat ini hanya dengan ditaruh di kantong atau dibawa seseorang saat terjadi gempa maka alat ini sudah bekerja dengan sendirinya.

"Jadi alat ini bisa ditempatkan di gedung atau bangunan. Nah bila terjadi gempa alat ini diambil dibawa oleh orang tersebut dan baru hidup. Jadi selama belum diambil oleh orang dan ada goncangan gempa alat ini kami atur sleep, supaya tidak menghabiskan baterai," lanjutnya.

 Baca Juga: Mahasiswa Brawijaya Buat Inovasi agar Kaca Tetap Bersih dan Dingin

Saat diambil seseorang itu, alat akan mengirim sinyal ke alat pelacak sinyal yang bisa terintegrasi dengan aplikasi di smartphone android dalam bentuk offline tanpa membutuhkan sinyal internet. Dengan demikian, tim evakuasi cukup membuka aplikasi dari smartphone tanpa perlu khawatir akan kehilangan jejak korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.

"Jadi nanti tim evakuasi bisa mendeteksi pergerakan korban dari alat ini hingga jarak 112 meter dan akurasi paling tinggi di jarak 10 meter. Baterainya bisa tahan sebulan supaya bisa mendeteksi pergerakan korban," terangnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya