"Misalkan dengan menggunakan sel surya yang bertipe monokristal (elastis seperti kain) yang saat ini hanya bisa dibeli di China. Sehingga sel suryanya bisa diletakkan pada posisi yang saat ini dianggap tidak mungkin untuk mencari desain sepeda yang lebih luas," tuturnya.
Rektor ITSB Ari Darmawan Pasek mengaku bangga dengan hasil karya mahasiswanya tersebut. Sebab produk sepeda Giasa mendukung pelestarian lingkungan. Menurut dia, produk ramah lingkungan seperti ini perlu diproduksi massal karena alam sudah mengalami perubahan iklim. Apalagi energi matahari adalah energi terbarukan yang potensial. Sepeda listrik ini juga cocok dipakai di kawasan perumahan atau industri.
Ari menuturkan, dia akan mencari sponsor pihak swasta untuk membantu memproduksi massal sepeda buatan Giasa menjadi transportasi di kampusnya. Nanti mahasiswa yang turun dari bus di terminal kampusnya bisa menggunakan sepeda ke dalam kampus yang berjarak 1 km.
"Saya akan meminta Sinar Mas untuk membantu memproduksi sepeda bertenaga surya ini," terangnya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)