Menag menggarisbawahi bahwa orientasi pendidikan anak-anak ke depan, tidak semata ibadah mahdlah saja, namun juga diimbangi dan dibarengi dengan memperbaiki akhlaq.
“Karena itulah esensi Islam, agar ke depan perilaku umat Islam bisa lebih baik dan mampu berperan dan mewarnai peradaban ini. Ada kesalehan sosial, ini yang utama, dan hal ini berpusat pada akhlaq. Sengketa terjadi karena rendahnya akhlaq, dan sesungguhnya Islam hadir untuk memperbaiki akhlaq,” jelas Menag.
Kedua, lanjut Menag, perlunya kesadaran, keberagaman dan kemajemukan adalah sesuatu yang given, yang sunnatullah. Ini sesuatu hal yang tidak bisa diingkari, tapi disikapi dengan arif. Salah satu cara adalah dengan membangun musyawarah dan dialog, dan menjauhi cara-cara kekerasan.
“Dan Al-Azhar mempunyai komitmen yang tinggi untuk hal ini, dan sesuai dengan mayoritas masyarakat Indonesia,” imbuh Menag.
(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))