Pemimpin Al-Azhar Kairo: Timbalah Ilmu di Indonesia

, Jurnalis
Sabtu 04 Juli 2015 21:01 WIB
Menag Lukman Hakim dan Pemimpin Tertinggi Al-Azhar Kairo Ahmad Thayyib sedang menukar cinderamata (foto: kemenag)
Share :

JAKARTA – Banyak orang Indonesia berlomba-lomba untuk bisa kuliah di luar negeri, dan bahkan harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit menuntut ilmu di Timur Tengah, Asia dan Eropa. Namun begitu, bukan berarti pendidikan di Indonesia tidak di pandang di mata dunia. Buktinya, Universitas Al-Azhar Kairo terkesimak dengan toleransi di Indonesia.

Pimpinan tertinggi atau Syekh Universitas Al-Azhar Kairo Ahmad Thayyib mengatakan agar umat Islam memperhatikan kehidupan muslim di Indonesia yang moderat dan toleran. Lebih dari itu, Syekh Azhar berpesan agar umat Islam dunia bisa belajar dari Indonesia.

“Perhatikan Bangsa Indonesia yang baik ini, karena Indonesia mampu menjalankan Islam yang moderat, toleran dan cinta damai. Maka timbalah ilmu di Indonesia,” demikian maklumat Syekh Al-Azhar yang disampaikan oleh Saeed Atia Ali mewakili Kafilah Majelis Hukum Al Muslimin Universitas Al-Azhar Kairo kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, sebagaimana ditulis di laman Kemenag belum lama ini.

Kafilah Mesir ini terdiri atas Saeed Atia Ali, Hosny Metwally dan Ahmed Shaykowy. Mereka bersilaturahim ke Kementerian Agama dengan didampingi Duta Besar Mesir untuk Indonesia Bahaa Dessouri, Konsellor Ahmed Eid, dan Pembina Ikatan Alumni Al-Azhar Kairo Quraish Shihab.

Ikut hadir mendampingi Menag adalah Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muchtar Ali, Kabiro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri (KLN) A Gunaryo, Kabag TU Pimpinan (Sesmen) Khoirul Huda, dan Kabid KLN Agus Sholeh.

Dikatakan Atia, selain bersilaturahim, tujuan kedatangan Kafilah ke Indonesia adalah untuk melakukan koordinasi, apa yang bisa dikontribusikan untuk pemikiran Islam yang moderat dan cinta damai dari Indonesia. Sebab, menurut Al-Azhar, Indonesia adalah model realistis sebuah Islam yang mempunyai budaya damai dan menjunjung tinggi perdamaian.

Hal sama disampaikan oleh Ahmed Shaykowy. Menurutnya, sebuah kehormatan dan kebahagiaan tersendiri dapat berkunjung ke negara yang dianggapnya sebagai negara ke-2 (Indonesia), untuk bersama-sama bekerja sama, mengekspor budaya damai dalam Islam.

Al-Azhar prihatin, lanjut Shaykowy, karena akhir-akhir ini dunia Islam kacau balau akibat kekerasan atas nama agama. Meski, sebenarnya itu terjadi karena masalah politik, namun hal ini telah mencoreng Islam di dunia.

Al-Azhar buka studi Bahasa Indonesia

Dalam kesempatan silaturahim, ini Saeed Atia juga menyampaikan keinginan Al-Azhar untuk membuka studi Islam dalam Bahasa Indonesia.

“Ada keinginan dari Al-Azhar untuk membuka jurusan Bahasa Indonesia, yakni studi Islam dengan Bahasa Indonesia,” jelasnya.

Akan hal ini, Menag mengapresiasikan atas upaya yang dilakukan Universitas Al-Azhar, termasuk terkait rencana akan dibukanya studi Islam berbahasa Indonesia.

“Ini merupakan sebuah kehormatan bagi kami dan semoga bermanfaat bagi umat Islam,” ujar Menag.

Menag melihat, setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan agar bisa lebih membangun peradaban umat manusia agar lebih baik. Pertama adalah bagaimana Islam lebih mengedepankan aspek akhlaqnya.

Menag menggarisbawahi bahwa orientasi pendidikan anak-anak ke depan, tidak semata ibadah mahdlah saja, namun juga diimbangi dan dibarengi dengan memperbaiki akhlaq.

“Karena itulah esensi Islam, agar ke depan perilaku umat Islam bisa lebih baik dan mampu berperan dan mewarnai peradaban ini. Ada kesalehan sosial, ini yang utama, dan hal ini berpusat pada akhlaq. Sengketa terjadi karena rendahnya akhlaq, dan sesungguhnya Islam hadir untuk memperbaiki akhlaq,” jelas Menag.

Kedua, lanjut Menag, perlunya kesadaran, keberagaman dan kemajemukan adalah sesuatu yang given, yang sunnatullah. Ini sesuatu hal yang tidak bisa diingkari, tapi disikapi dengan arif. Salah satu cara adalah dengan membangun musyawarah dan dialog, dan menjauhi cara-cara kekerasan.

“Dan Al-Azhar mempunyai komitmen yang tinggi untuk hal ini, dan sesuai dengan mayoritas masyarakat Indonesia,” imbuh Menag.

(Muhammad Sabarudin Rachmat (Okezone))

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya