Kolaborasi lintas disiplin menjadi kekuatan utama tim ini. Cindy dan Farrell berperan dalam aspek desain produk dan ergonomi, sementara Francesco mengembangkan sistem elektronik dan pemantauan IoT. Penguasaan materi dari berbagai mata kuliah, seperti Perancangan Produk dan Bisnis serta Ekonomi Teknik, turut memperkaya pendekatan ilmiah yang mereka terapkan.
“Strategi kami sederhana, yaitu selalu mencoba berpikir satu langkah lebih maju dengan menambahkan analisis saintifik agar rancangan kami memiliki dasar kuat,” ungkap Farrell.
Menariknya, ide awal mengikuti kompetisi ini bermula dari kebutuhan memenuhi konversi mata kuliah Proyek Rekayasa Interdisiplin (PRI) di Fakultas Teknologi Industri ITB. Namun, berkat dedikasi dan sinergi tim yang solid, proyek tersebut berkembang menjadi karya inovatif yang mampu menembus persaingan internasional.
Didampingi oleh Gradiyan Budi Pratama, S.T., M.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing, tim GloVibe berhasil menjadi salah satu dari 10 finalis terbaik dan akhirnya meraih posisi kedua dalam ajang Challenge on Product Design and Ergonomics (CHRONICS) 2025 di tingkat Asia Tenggara.
(Rani Hardjanti)