JAKARTA – Gasing penghapus tengah menjadi tren di kalangan pelajar. Namun, kehadiran gasing ini menuai pro dan kontra. Ada yang menilai gasing penghapus merupakan bentuk kreativitas, namun di sisi lain mainan ini dinilai berisiko menimbulkan bahaya.
Gasing penghapus sebenarnya adalah mainan mirip spinner yang lebih dulu populer. Spinner adalah mainan kecil yang terdiri dari poros di tengah dan beberapa sisi yang dapat berputar.
Ketika diputar dengan jari, spinner akan berputar dengan cepat dan bisa bertahan beberapa detik hingga menit, tergantung pada kualitas poros dan gaya putaran. Mainan ini populer sebagai alat untuk mengurangi stres, meningkatkan fokus, atau sekadar hiburan.
Sementara itu, gasing penghapus adalah rangkaian penghapus yang disusun menyerupai sudut mata angin dan direkatkan menggunakan isi staples. Sebagai poros pusat, biasanya digunakan paku payung. Untuk merakit gasing penghapus dibutuhkan kreativitas tersendiri. Semakin mahir, maka semakin kuat dan cepat perputaran gasing tersebut.
Masalahnya, material gasing penghapus cukup riskan terlepas saat berputar cepat. Ada sejumlah kasus di mana isi staples terlepas ketika sudut-sudut penghapus berputar.
Fenomena ini membuat salah satu kepala sekolah angkat bicara dan viral di media sosial. Sang kepala sekolah mengingatkan agar para orang tua memperhatikan aktivitas anak-anaknya dalam bermain gasing penghapus. Setidaknya terdapat empat risiko yang ditimbulkan.
“Ada (kasus) di mana anak klip (isi staples) masuk ke mata. Ini sangat berbahaya,” ujar kepala sekolah tersebut, Rabu (17/9/2025).
Berikut ini 4 risiko tren gasing penghapus:
1. Mubazir dalam menggunakan alat tulis, khususnya penghapus.
2. Menghabiskan uang karena rela membeli banyak penghapus.
3. Saat gasing berputar terlalu cepat, isi staples bisa terlepas dan mengenai mata.
4. Bermain gasing membuat siswa lengah belajar dan enggan mengerjakan PR.
(Rani Hardjanti)