Selama puluhan tahun, katanya, madrasah diperlakukan seperti itu. Padahal, katanya, para siswa madrasah tersebut juga merupakan anak bangsa yang perlu diperhatikan, karena banyak lulusan madrasah yang berkontribusi pada negara, baik menjadi imam, pegawai masyarakat, tokoh masyarakat.
Bahkan, katanya, madrasah juga mencetak lulusan-lulusan yang berprestasi di perguruan tinggi negeri ternama.
"Dengan tekun mereka mengajar anak itu. Perpustakaannya enggak ada, laboratoriumnya enggak ada. Ya cleaning service apalagi. Sama-sama anak bangsa, siapa tahu neneknya para santri ini lebih banyak terbaring di taman makam pahlawan dari pada mereka-mereka yang di sana," ujar Menag.
Oleh karena itu, pihaknya akan segera mengadakan pertemuan bersama Kementerian Keuangan untuk membahas kedua hal tersebut, yakni BOS serta subsidi bagi madrasah.
Dalam kesempatan itu dia menyebutkan salut dengan inisiatif Presiden Prabowo Subianto dalam mengembangkan pendidikan melalui Sekolah Rakyat, dan berharap inisiatif untuk mengembangkan madrasah dapat dijalankan.
"Jangan ada pendzaliman sesama anak bangsa dan kami juga mohon kepada Komisi 8, mohon nanti ada UU akan diperbiki bagaimana supaya anak bangsa siswa Madrasah diperlakukan secara adil," ujarnya.
(Feby Novalius)