Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Debat Publik, Ini Komitmen 3 Calon Rektor UI

Muhammad Akbar Malik , Jurnalis-Senin, 23 September 2024 |17:15 WIB
Debat Publik, Ini Komitmen 3 Calon Rektor UI
Debat Publik 3 Calon Rektor UI 2024-2029. (Foto: Okezone.com/UI)
A
A
A

JAKARTA - Majelis Wali Amanat (MWA) menggelar debat publik calon rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2024-2029, hari ini. Tiga kandidat pun menyampaikan visi yang tentu memastikan UI ke depannya menjadi kampus yang inklusif, menghargai keberagaman, baik dari sisi budaya, agama, maupun latar belakang ekonomi.

Calon Rektor UI Ari Fahrial Syam menekankan soal pentingnya memberikan kesempatan yang setara kepada seluruh mahasiswa.

"Saya bilang semua mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa menjadi apa saja, ketika menjadi mahasiswa pun juga seperti itu. Kita juga harus memberikan kesempatan yang sama untuk semua orang," ujarnya, Senin (23/9/2024).

Dia juga menyebutkan kerja sama yang dilakukan UI dengan Pemerintah Daerah Papua pada 2020, di mana 28 dokter asli Papua diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan spesialis di Fakultas Kedokteran UI.

"Alhamdulillah semester kemarin sudah lulus 2, itu contohnya," ujar Ari.

Dia berjanji akan terus memperjuangkan inisiatif ini jika terpilih sebagai rektor.

Sementara itu, Calon Rektor UI lainnya, Heri Hermansyah menyatakan bahwa UI harus mencerminkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"UI dapat diilustrasikan sebagai miniatur Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Ini harus menjadi spirit bagi UI dalam bagaimana bergerak, bagaimana memperlakukan warganya," ungkapnya.

Dia menegaskan pentingnya rekrutmen yang berbasis merit dan adil, serta menjamin bahwa seluruh mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas, memiliki akses yang sama terhadap fasilitas kampus.

"Inklusif itu sudah menjadi ciri khas warna dasar dari Universitas Indonesia yang menyandang nama Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.

Di sisi lain, Calon Rektor Teguh Dartanto berbicara tentang bagaimana keberagaman harus dimanfaatkan sebagai kekuatan di UI.

"UI harus menjadi miniatur Indonesia," tegas Teguh.

Dirinya pun mengusulkan program beasiswa "Two Thousand Forty Five Indonesia Future Leadership" untuk memperluas kesempatan bagi mahasiswa dari Indonesia Timur.

Teguh juga ingin mentransformasi kurikulum UI, terutama mata kuliah universitas seperti MBKM, untuk mendorong interaksi lintas fakultas.

"Mata kuliah MBKM satu kelas itu harus dibatasi minimum misalnya lima fakultas, sehingga mereka berinteraksi dengan orang yang berbeda, latar belakang yang berbeda," ujarnya.

Ketiga kandidat ini menyampaikan komitmen mereka untuk menciptakan UI yang benar-benar inklusif, di mana setiap mahasiswa dari berbagai latar belakang bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement