Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Angin Monsun Australia yang Jadi Biang Kerok Suhu Dingin di Pulau Jawa

Yaser Rafi Pramudya , Jurnalis-Kamis, 18 Juli 2024 |15:03 WIB
Mengenal Angin Monsun Australia yang Jadi Biang Kerok Suhu Dingin di Pulau Jawa
Mengenal Angin Monsun Australia yang Jadi Biang Kerok Suhu Dingin di Pulau Jawa. (Foto: Okezone.com/Ist)
A
A
A

JAKARTA – Mengenal angin monsun Australia yang jadi biang kerok suhu dingin di Pulau Jawa.

Suhu dingin yang melanda Pulau Jawa di sebabkan angin monsun Australia yang membawa udara dingin dari benua Australia itu sendiri.

Dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia dan juga 2 samudera yaitu Pasifik dan Hindia yang terkadang membuat musim kemarau di Indonesia berkaitan dengan angin monsun Australia.

“Letak geografis ini menjadikan Indonesia memiliki dua musim yang berbeda, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Angin monsun barat dari Benua Asia membuat Indonesia mengalami musim hujan. Sementara secara umum, musim kemarau di Indonesia berkaitan dengan aktifnya angin monsun timur dari Australia yang bersifat kering," ungkap Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita

Dwikorita juga menegaskan bahwa fenomena hujan di musim kemarau adalah suatu hal yang normal karna letak geografis Indonesia itu sendiri.

Dwikorita menambahkan, walau berstatus musim kemarau, bukan berarti hujan tidak turun sama sekali. Melainkan curah hujan di suatu tempat kurang dari 50 mm/dasarian dan terjadi minimal tiga dasarian berturut-turut.,

Kondisi musim di Indonesia tidak hanya tentang masalah iklim, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Seperti faktor global dan faktor regional.

“Berdasarkan analisis cuaca terbaru dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia, meskipun telah memasuki awal musim kemarau,” ucap Guswanto selaku Deputi Bidang Meteorologi.

Tetapi kita harus waspada dan tetap berantisipasi terhadap kemungkinan cuaca ekstrem yang berpotensi akan terjadi.

"Meski beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi di beberapa wilayah. Cuaca ekstrem tersebut meliputi hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, serta fenomena hujan es,” Ujarnya pada laman bmkg.go.id.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement