SMPN 216 Jakarta Buka Suara Usai Viral Remaja Hina Anak Palestina
JAKARTA - Sebuah video yang berisi segerombolan remaja yang sedang menertawakan dan membuat lelucon tentang penderitaan di Palestina viral di media sosial.
Pihak sekolaha menindak tegas pihak yang terlibat dalam video tersebut.
Video yang diunggah oleh akun instagram @chxxxxxxxx viral di sosial media dan mengundang amarah warganet. Dalam video tersebut berisi segerombolan remaja yang tengah makan di salah satu restoran cepat saji dan membuat lelucon dari peristiwa genosida yang sedang berlangsung di Palestina.
Mereka membuat lelucon dengan menyebut-nyebut bahwa makanan yang sedang mereka makan seolah-olah adalah darah dan tulang anak-anak di Palestina.
Tak butuh waktu lama untuk video tersebut menjadi topik hangat bagi warganet di sosial media X. Mereka melayangkan berbagai kritik serta komentar pedas terhadap segerombol remaja tersebut
“Boikot atau engga si gw gak peduli, itu hak lo. tapi kalo udah bercanda bawa darah/anak Palestina sebagai manusia ikut panas juga dengernya, semoga ada tindakan serius yg bisa bikin kapok dan jera,” tulis akun @fyibrow
“Kalo ga peduli ya gapapa itu urusan kalian tapi jangan buat bahan becandaan, minimal punya rasa kemanusiaan,” tulis @rasa_ayem
“wow kayak gini orang-orang zaman sekarang, gaada empati sama sekali dengan kemanusiaan,” cuit akun @gerimisn
Belakangan diketahui bahwa sang pengunggah video merupakan siswi dari SMPN 216 Jakarta. Melihat salah satu muridnya tengah viral di sosial media, pihak sekolah pun angkat suara.
Berikut poin-poin klarifikasi yang dirilis oleh akun Instagram resmi SMPN 216, Rabu (12/6/2024):
1. Kejadian tersebut terjadi di luar jam sekolah pada hari Minggu siang, 9 Juni 2024, setelah mereka pulang dari tempat ibadah dan makan siang di restoran cepat saji.
2. 4 orang yang berada dalam video tersebut bukanlah peserta didik SMPN 216 Jakarta.
3. Yang memvideokan dan memposting serta pemilik akun instastory tersebut merupakan salah satu peserta didik kelas 9 SMPN 216 Jakarta, yang juga teman dari mereka.
4. Setelah mendalami perihal video yang sudah beredar kami dari pihak sekolah sangat menyayangkan dan mengecam perilaku dalam video tersebut.
5. Kami dari pihak sekolah sudah memanggil yang bersangkutan beserta orang tuanya dan mendesak yang bersangkutan untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perbuatan yang dilakukan.
6. Kami pihak sekolah selalu mengajarkan dan menjunjung tinggi sikap toleransi.
(Dani Jumadil Akhir)
