Sementara itu, Rektor Universitas Tarumanagara Agustinus Purna Irawan menyampaikan ini merupakan tradisi Halal Bihalal yang dilakukan tahunan dan menjadi cerminan dari suasana Indonesia dengan Pancasilanya.
Para tamu undangan juga dimanjakan dengan penampilan-penampilan khas Cirebon seperti Rampak Bedug serta Tari Topeng Cirebon yang dipersembahkan oleh Sanggar Yudha Asri.
Selain itu, Untar juga menayangkan video tradisi lebaran di Cirebon seperti damar malem yang diadakan di Keraton Kasepuhan. Tradisi ini biasanya diadakan di 10 hari terakhir di bulan ramadhan. Warga sekitar keraton menyalakan api yg dinamakan damar malem. Penyalaan damar (obor) ini dilakukan di malam ganjil, yaitu pada tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 pada bulan Ramadan. Damar yang dinyalakan terbuat dari kapas dan minyak kelapa dengan piring kecil yang terbuat dari tanah. Setelah dinyalakan, damar tersebut diletakkan di sudut sekitar rumah dan keraton.
Tradisi lainnya yang berasal dari Cirebon yaitu Sultan dari Keraton Kasepuhan yang melaksanakan salat idul fitri sebanyak dua kali. Salat pertama dilakukan di Langgar Agung yang berada di dalam lingkungan Keraton sedangkan yang kedua dilaksanakan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
(Feby Novalius)