Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Heboh Ribuan Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Apa Kata UGM?

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 18 April 2024 |12:01 WIB
Heboh Ribuan Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Apa Kata UGM?
Heboh Ribuan Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Apa Kata UGM? (Foto: UGM)
A
A
A

Yodi menuturkan cita-cita luhur penyelenggaraan pendidikan dokter spesialis diarahkan untuk membantu pencapaian misi pemerintah dalam melakukan pemerataan, percepatan pemenuhan, dan penjaminan kualitas pelayanan kesehatan medis profesional.

Penyelenggaraan program pendidikan dokter spesialis, kata dia, mencakup peningkatan aspek kompetensi, keterampilan, kepemimpinan, kedisiplinan, tanggung jawab, dan penguasaan etika bagi mahasiswa.

Menilik cakupan tersebut, menurut dia, dapat dipahami bahwa pendidikan dokter spesialis bertujuan untuk membentuk dokter spesialis yang mampu mewujudkan kualitas profesional pelayanan kesehatan masa depan.

"Pembentukan ini melalui proses yang kompleks serta sistematis, dan tidak hanya sekadar melakukan pemahiran semata," kata dia.

Seperti diwartakan, dari hasil skrining yang dilakukan Kemenkes RI mengungkapkan bahwa 22,4 persen peserta PPDS mengalami gejala depresi, dan 0.6 persen di antaranya mengalami depresi berat. Bahkan ditemukan dokter yang ingin bunuh diri.

Dari 22,4 persen PPDS yang mengalami depresi, sebanyak 381 orang (14 persen) di antaranya menjalani pendidikan spesialis anak, 350 pendidikan spesialis penyakit dalam, 248 anestesiologi, 164 neurologi, dan 153 obgyn.

Peserta PPDS yang mengalami gejala depresi terbanyak (22,4 persen) berasal dari RSCM Jakarta, 250 dari RS Hasan Sadikin Bandung, 326 dari RS Sardjito Yogyakarta, 284 dari RS Ngoerah Denpasar.

Berdasarkan data dari Kemenkes, dikutip dari akun X @txtdarijasputih, Selasa (16/4/2024), para calon dokter spesialis yang sedang dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Rumah Sakit Vertikal (RSV) atau rumah sakit yang berada di bawah pengelolaan Pemerintah Pusat mengalami gejala depresi ringan hingga sedang.

Kemenkes melaporkan ada sebanyak 2.714 PPDS RSV yang mengalami gejala depresi ringan hingga berat. Terdapat 1.977 calon dokter spesialis yang mengalami gejala depresi ringan dengan nilai tes 5-9.

Kemudian, sebanyak 486 calon dokter spesialis yang mengalami gejala depresi sedang, dengan total nilai tes 10-14. Sedangkan untuk calon dokter spesialis yang mengalami depresi sedang-berat tercatat ada sebanyak 178 orang dengan hasil tes depresi 15-19.

Untuk gejala depresi berat dengan total nilai tes 10-27, tercatat ada sebanyak 75 calon dokter spesialis. Dari total 2.714 PPDS RSV, tercatat ada 614 calon dokter spesialis mengalami gejala depresi berasal dari RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan 350 calon dokter spesialis dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Lalu diikuti dengan sebanyak 326 calon dokter spesialis dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, 284 calon dokter spesialis yang berasal dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, dan 240 calon dokter spesialis dari RS Wahidin Sudirohusodo.

Menurut laporan tersebut, kasus gejala depresi yang paling banyak dialami yaitu studi spesialis Ilmu Kesehatan anak yang tercatat ada 381 orang. Kemudian diikuti oleh Spesialis Penyakit Dalam sebanyak 350 orang, dan Spesialis Anestesiologi dengan total 248 orang.

Bukan cuma itu, adapun calon dokter yang sedang mengikuti pendidikan spesialis Neurologi yang mengalami gejala depresi sebanyak 164 orang dan Spesialis Obgyn sebanyak 153 orang.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement