Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenalan dengan Yudho Yudhanto, Dosen UNS yang Multitalenta Pernah Jualan Koran Kini Jadi CEO

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Jum'at, 05 April 2024 |11:22 WIB
Kenalan dengan Yudho Yudhanto, Dosen UNS yang Multitalenta Pernah Jualan Koran Kini Jadi CEO
Kenalan dengan Yudho Yudhanto, Dosen UNS Multitalenta Pernah Jualan Koran Kini Jadi CEO (Foto: UNS)
A
A
A

Tidak Sekadar Asongan Koran

Semua bermula dari masa remaja yang penuh kerja keras. Saat itu dia telah belajar untuk hidup mandiri. Bahkan, dia terbiasa berjualan asongan koran ketika masih sekolah. Alumni SMK Negeri 2 Surakarta ini tidak menganggap pekerjaan sambilannya sebagai sebuah kekurangan. Dia justru menjadikannya pembelajaran nyata yang sangat berharga.

Hikmahnya adalah Yudho terbiasa melahap isi koran, majalah, dan buku apapun sembari menunggu dagangan habis terjual. Kebiasaan inilah yang membentuknya seperti saat ini.

Pemuda yang berhobi mendaki gunung ini kian tumbuh menjadi sosok yang haus akan bacaan. Ini juga yang mendorong keinginannya untuk menjadi penulis buku atau artikel. Baginya, dengan cara inilah kita juga dapat bermanfaat bagi orang lain dengan berbagi ilmu dan pengetahuan.

 

Bandung sebagai Awal Karier

 

Lulus dari sekolah, pemuda yang lahir dibulan Juni ini mengawali karier pada sebuah perusahaan komputer dan jaringan di Kota Bandung. Di sana ia banyak mengenal dunia perkomputeran, internet, dan jaringan.

Dua tahun berselang, Yudho bekerja pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero. Dia pun sempat bekerja di Divisi Riset dan Teknologi Informasi PT Telkom Indonesia dan beberapa software house di Bandung.

Semangat belajarnya seakan tidak pernah luntur. Semasa bekerja di BUMN, Yudho memutuskan melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Yudho menyadari bahwa masa muda, memiliki banyak waktu dan tenaga yang tiada duanya. Sehingga bekerja dan kuliah dapat dijalani bersama dengan menyenangkan.

“Pagi kerja di BUMN. Sorenya berkuliah. Setelah itu, malamnya bekerja lagi di software house sampai dini hari dan tetap terus bersemangat mengerjakan proyek IT lainnya di sela waktu yang ada,” kata Yudho.

Meyakini Pentingnya Pendidikan

Keputusan Yudho melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi patut mendapat apresiasi. Kesadaran akan pentingnya pendidikan telah ia miliki.

Menurutnya, berkuliah bukan untuk ganti status atau gaya-gayaan. Terdapat banyak manfaat yang ia rasakan. Selain ilmu, skill, attitude dan komunitas baru, berkuliah juga menaikkan tingkat kepercayaan diri karena bertambahnya keterampilan teknik dan pengalaman.

Berbagai hal yang dicita-citakan seseorang ketika masih berada di bangku sekolah mungkin saja menemukan titik buntu. Hal ini dirasakan juga oleh Yudho.

Setelah menempuh pendidikan lebih tinggi, wawasan menjadi kian luas. Keputusan berkuliah dinilainya tidak merugikan sama sekali, mengkonversi hasil tabungan menjadi ijazah kuliah pasti menguntungkan.

“Selagi bisa (berkuliah), kenapa tidak? Kalaupun harus swadaya, itu adalah investasi yang pasti untung. Akan tetapi, kuliah yang bagus itu adalah yang selesai,” ucap Yudho.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement