Terakhir, Gus Men menggarisbawahi pentingnya moderasi beragama sebagai modal berkontribusi nyata. Penguatan moderasi beragama terus dilakukan Kemenag dalam beberapa tahun terakhir.
"Kita harap, penguatan moderasi beragama bisa menjadi kontribusi Indonesia dalam menjawab persoalan kontemporer dan menjaga perdamaian dunia,” sebut Gus Men.
Gus Men menjelaskan, penyelenggaraan AICIS 2024 merupakan upaya dari Kementerian Agama menjadikan agama sebagai solusi atas semua problem kemanusiaan dan ekologi. Gus Men menyakini bahwa agama memiliki solusi lengkap masalah kehidupan, baik urusan keagamaan, kemanusiaan, ekologi, politik dan sebagainya.
"Kita semua ini kalau kembali ke ajaran agama universal, masalah yang kita hadapi genosida dan banyak macam bisa hilang semua," ujarnya.
Gus Men berharap penyelenggaraan AICIS 2024 dapat menghasilkan sesuatu yang bisa diimplementasikan untuk memecahkan masalah. Dia juga ingin ada tema yang saling terhubung setiap tahunnya.
"Sejak tahun lalu saya ingin tema tersambung terus. Dua tahun terakhir soal fiqih, re kontekstual fiqih, sekarang skema action. Jika tersambung terus jadi gerakan action menjadikan agama sebagai solusi," ujarnya.
“Dengan kompleksitas yang ada, sudah sepantasnya Indonesia menjadi laboratorium dalam studi Islam dan sekaligus studi agama,” tukasnya.
Diketahui AICIS ke-23 tahun 2024 menghasilkan Semarang Charter (Piagam Semarang) yang dibacakan oleh Plt. Rektor UIN Walisongo Nizar Ali. Piagam ini memuat 9 butir kesempatan yang dihasilkan dari perhelatan AICIS 2024
(Dani Jumadil Akhir)