JAKARTA- Mengupas CEO Octopus berbohong soal kelulusannya dari UC Berkeley. Adapun dalam informasi yang disebarluaskan, Moehammad Ichsan, salah satu pendiri dan CEO startup pengolahan limbah Indonesia Octopus, lulus dari University of California, Berkeley (UC Berkeley).
Setidaknya, itulah yang diungkapkan tiga sumber online mulai tahun 2020. Namun, ternyata informasi tersebut tidak benar. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu juru bicara dari Octopus.
Dalam ucapannya, Ceo Octopus berbohong soal kelulusannya dari UC Berkeley.
“ini adalah masalah pribadi dan kami ingin merahasiakannya ," katanya.
Selain itu dua sumber yang sama menambahkan bahwa Moehammad Ichsan juga memiliki gelar sarjana dari Universitas Indonesia.
Sebagai informasi, Octopus Indonesia adalah perusahaan lokal, yang membuka layanan aplikasi seluler dan ekosistem berbasis teknologi untuk membantu produsen untuk melacak dan mengumpulkan produk pasca-konsumsi untuk di daur ulang.
Diklaim oleh perusahaan ini, bahwa jangkauan yang dimilikinya adalah lebih dari 150,000 pengguna aplikasi di sepuluh kota besar di Indonesia. Kesepuluh kota tersebut adalah Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung Raya, Denpasar, Badung, Gianyar, Bekasi, Depok, Bogor, dan Makassar.
Startup ini telah bekerjasama dengan setidaknya 5,700 bank sampah rekanan, dan 19,300 total pemulung yang telah dilatih dan diverifikasi. Mitra ini kemudian diberikan predikat sebagai Pelestari oleh Octopus Indonesia.
Sementara itu, Hamish Daud sendiri berposisi sebagai Chief Marketing Officer sekaligus Co-Founder, bersama dengan Chief Executive Officer dan Co-Founder, Moehammad Ichsan. Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengelola sampah, dan memastikan kualitas sampah yang terjaga dengan baik sehingga bisa didaur ulang.
Pengguna akan mendapatkan poin ketika menggunakan aplikasi ini, baik melalui kode referal, pengunduhan dan penggunaan aplikasi ini secara rutin, dan aktivitas lain. Nantinya poin ini dapat ditukar dengan uang tunai.
(Rina Anggraeni)