JAKARTA - Amerika Serikat menjadi negara paling disorot dalam perang Israel dan Palestina. Termasuk mahasiswa kampus di Amerika Serikat yang menyuarakan penderitaan Palestina pada penyerangan yang dilakukan Israel.
Mahasiswa nasional untuk keadilan di Palestina merilis “perangkat” untuk membantu cabang-cabang di seluruh Amerika mengorganisir hari perlawanan di kampus-kampus. Mereka dengan vokal membela Palestina tepat setelah kelompok militan Hamas membela dirinya melalui serangan mendadak ke Israel.
BACA JUGA:
Tindakan advokasi juga dilakukan para mahasiswa di Harvard’s Graduate Students for Palestine dan Palestine Solidarity Committee. Mereka mempublikasikan sebuah surat yang kini terkenal dan ditandatangani oleh lebih dari puluhan kelompok mahasiswa lain yang menyatakan bahwa mereka meminta pertanggungjawaban Israel.
"Meminta pertanggungjawaban rezim Israel sepenuhnya atas semua tindakan yang dilakukan Israel atas kekerasan yang terjadi," kata mahasiswa dilansir dari US News, Senin (6/11/2023).
BACA JUGA:
Sejumlah mahasiswa juga terekam sedang merobek poster warga Israel yang disandera oleh Hamas. Mereka juga membuat banyak pesan anti-Israel yang diproyeksikan ke perpustakaan di Universitas George Washington, termasuk pesan yang bertuliskan
“Kemuliaan bagi Para Martir Kita” dan pesan lainnya yang bertuliskan “Divestasi dari Genosida Zionis Sekarang.”
Meski gerakan membela Palestina ini terlihat baik karena memperjuangkan kedaulatan sebuah negara merdeka, mahasiswa Amerika ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Gubernur Florida Ron DeSantis memerintahkan universitas-universitas negeri untuk membubarkan kelompok mahasiswa tersebut, dan menuduh para anggotanya secara ilegal mendukung militan Palestina. Dia juga merupakan kandidat presiden tahun 2024.