Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswa Berani Berantas Kekerasan Seksual di Kampus, Jangan Takut Melapor

Marieska Harya Virdhani , Jurnalis-Jum'at, 06 Oktober 2023 |07:18 WIB
Mahasiswa Berani Berantas Kekerasan Seksual di Kampus, Jangan Takut Melapor
Mahasiswa harus berani melaporkan dugaan kekerasan seksual di kampus (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Mahasiswa didorong untuk menjadi fungsi kontrol di lingkungan kampus masing-masing dan berani melaporkan dugaan kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Pesan itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Pendidikan Tinggi.

Salah satu mahasiswa Universitas Madako Tolitoli, Annisa Nur Fitriani menyampaikan bahwa seringkali teman-teman mahasiswa merasa takut dan malu untuk melaporkan tindakan kekerasan seksual yang dialaminya. Ini membuat Satgas kesulitan dan kadang menghambat proses pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus.

 BACA JUGA:

Annisa berpendapat mungkin juga muncul pemikiran bahwa melaporkan kasus kekerasan seksual tidak akan mendapatkan keadilan atau perlindungan yang memadai. Hal ini juga dapat mempengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan pelapor untuk melapor secara internal di Satgas perguruan tinggi. Padahal ia meyakini perlunya menumbuhkan kepercayaan bagi para penyintas untuk melaporkan kejadian yang dialaminya kepada satgas.

Kemudian, Sekretaris Satgas Institut Seni Indonesia Padang Panjang, Yuliarni, juga menyampaikan bahwa sampai saat ini, pihaknya belum menyediakan sarana prasarana maupun pembiayaan untuk operasional kegiatan PPKS sehingga pelaksanaan kegiatan terkait hal tersebut masih dirasa sulit. “Mungkin ini ada kaitannya dengan kurang kuatnya komitmen pimpinan kami terhadap bidang ini. Kami ingin pimpinan kami lebih peduli dan menjadikan bidang ini lebih prioritas,” katanya dalam keterangan resmi Kemendikbudristek, dikutip Jumat (5/10/2023).

 BACA JUGA:

Lalu, ada Mahasiswa Universitas Terbuka, Gladys Dara Marsha Fenumal yang bercerita pengalamannya. Universitas Terbuka merupakan kampus yang sangat besar. Jangkauannya tidak hanya terpusat di Jakarta melainkan tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia dan luar negeri, serta model pembelajaran yang berbasis daring menjadi tantangan tersendiri bagi Universitas Terbuka dibanding kampus lain.

“Kondisinya, anggota Satgas tidak mewakili seluruh UT di daerah sehingga menyebabkan pendampingan yang terbatas secara daring, ataupun perlunya kunjungan dengan biaya yang tidak sedikit serta keterbatasan SDM untuk memantau secara langsung ke daerah terdekat di mana korban (ataupun pelaku) berada,” kata Gladys Dara.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement