Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

AI Ancam Hilangnya Ruang Kelas Tatap Muka di Sekolah, Guru Terancam?

Marieska Harya Virdhani , Jurnalis-Rabu, 30 Agustus 2023 |22:02 WIB
AI Ancam Hilangnya Ruang Kelas Tatap Muka di Sekolah, Guru Terancam?
AI ancam ruang kelas dan guru di masa depan (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kemungkinan akan membuat ruang kelas sekolah konvensional menjadi tergerus. Akan hanya sedikit dosen dan guru yang dibutuhkan untuk mengajar.

Ahli Teknologi dan Ilmuwan Komputer Inggris yang berbasis di University of California, Berkeley, Prof Stuart Russell mengatakan teknologi dapat mengakibatkan lebih sedikit guru yang dipekerjakan – bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Kemajuan terbaru dalam AI kemungkinan besar akan mengakhiri ruang kelas sekolah tradisional.

Prof Stuart Russell mengatakan bahwa tutor bergaya ChatGPT yang dipersonalisasi memiliki potensi untuk memperkaya pendidikan dan memperluas akses global dengan memberikan pelajaran yang dipersonalisasi ke setiap rumah tangga melalui ponsel pintar. Teknologi ini mungkin dapat menyampaikan“sebagian besar materi hingga akhir sekolah menengah atas.

 BACA JUGA:

“Pendidikan adalah manfaat terbesar yang dapat kita cari dalam beberapa tahun ke depan,” kata Russell sebelum berbicara pada hari Jumat di KTT Global AI untuk Kebaikan PBB di Jenewa seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (30/8/2023).

“Seharusnya dalam beberapa tahun ke depan, mungkin pada akhir dekade ini, kita bisa memberikan pendidikan berkualitas tinggi kepada setiap anak di dunia. Hal ini berpotensi transformatif,” katanya.

 BACA JUGA:

Namun, ia mengingatkan bahwa penerapan teknologi canggih di sektor pendidikan juga membawa risiko, termasuk potensi indoktrinasi. Russell mengutip bukti dari penelitian yang menggunakan tutor manusia bahwa pengajaran tatap muka bisa dua hingga tiga kali lebih efektif dibandingkan pelajaran di kelas tradisional, memungkinkan anak-anak mendapatkan dukungan yang disesuaikan dan dipimpin oleh rasa ingin tahu.

“Oxford dan Cambridge tidak benar-benar menggunakan ruang kelas tradisional. Mereka menggunakan tutor mungkin karena lebih efektif,” katanya.

OpenAI sudah menjajaki aplikasi pendidikan, mengumumkan kemitraan pada bulan Maret dengan lembaga nirlaba pendidikan, Khan Academy, untuk menguji coba tutor virtual yang didukung oleh ChatGPT-4. Prospek ini mungkin menimbulkan “ketakutan yang masuk akal” di kalangan guru dan serikat pengajar akan lebih sedikit guru yang dipekerjakan.

 BACA JUGA:

Keterlibatan manusia masih penting. Ia memperkirakan, namun bisa sangat berbeda dari peran tradisional seorang guru, yang berpotensi mencakup tanggung jawab pengawasan taman bermain, memfasilitasi kegiatan kolektif yang lebih kompleks dan memberikan pendidikan kewarganegaraan dan moral.

“Kami belum melakukan eksperimen sehingga kami tidak tahu apakah sistem AI akan cukup untuk anak-anak. Teknologi ini juga perlu dinilai risikonya secara hati-hati,” tuturnya.

(Marieska Harya Virdhani)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement