Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sejarah Keris Puputan Klungkung, Saksi Bisu Pertempuran Melawan Belanda

Marieska Harya Virdhani , Jurnalis-Kamis, 24 Agustus 2023 |09:20 WIB
Sejarah Keris Puputan Klungkung, Saksi Bisu Pertempuran Melawan Belanda
Kemendikbudristek masih mengupayakan pengembalian keris Puputan Klungkung dari Belanda (Foto: Okezone)
A
A
A

 

Mengenal Keris Klungkung

 

Keris Klungkung sendiri memiliki nilai historis yang sangat tinggi. Benda ini menjadi saksi bisu pertempuran Kerajaan Klungkung melawan kolonialisme pada tahun 1908. Akibat peperangan itu, Raja serta pengikutnya tewas. Berakhirnya peperangan ini, maka berakhir pula ekspedisi yang dilakukan oleh KNIL sejak tahun 1846 di Bali.

Paska peperangan, ada banyak benda-benda pusaka yang dirampas oleh pihak penjajah, salah satunya Keris Puputan Klungkung. Keris ini kemudian menjadi salah satu koleksi Museum Etnologi Belanda pada tahun 1956. Adapun ciri-ciri dari keris ini yaitu bermaterialkan logam besi, nikel, kayu, batu permata, emas, dan gading dengan ukuran panjang 67,5 cm, panjang bilah 54 cm, panjang gagang 13,5 cm, serta panjang warangka (sarung keris) 54 cm.

 BACA JUGA:

Pamor keris ini dapat dilihat melalui bilahnya yang bergelombang. Proses penempaan besi dan logam yang mengandung nikel juga menjadikan keris ini memiliki pola berwarna abu-abu. Tak hanya itu keris ini juga dihiasi oleh batu mulia, yakni enam buah pada bilah dan gagang serta 24 buah pada gagangnya. Dilansir dari laman resmi pemerintah Kabupaten Klungkung, sebelum pengembalian Keris Puputan Klungkung, Puri Agung Klungkung telah terlebih dahulu menerima hibah senjata pusaka dari yayasan yang berbasis di Belanda, yakni Westerlaken Foundation.

Senjata tersebut berupa mata tombak sekaligus sarungnya, keris ukiran naga, dan pisau dengan ujung emas yang telah diserahkan pada 28 April 2020 lalu. Penyerahan hibah ini bertepatan dengan hari Puputan Klungkung ke-112.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement