PURWOKERTO - Suasana akulturasi budaya dan pluralisme begitu terasa ketika kamu mengunjungi sekolah SMP dan SMA Puhua. Di sekolah ini, siswa diajari akulturasi China dan Jawa dengan 3 bahasa.
Pluralisme atau kebhinekaan sudah ditanamkan sejak masih di bangku sekolah. Di Banyumas, Purwokerto, Jawa Tengah, sekolah Puhua 3 bahasa ini dikenal dengan sekolah mayoritas warga keturunan namun mengedepankan rasa kebhinekaan dengan menjunjung budaya Jawa yang dikolaborasi dengan budaya China.
Saat memasuki pintu gerbang utama sekolah, kita akan disambut budaya Jawa musik tradisional calung. Dengan mengenakan pakaian khas Jawa, mereka menari menyambut tamu yang masuk ke gedung dan sekaligus mengantar tamu keluar gedung.
Di dalam gedung sendiri, ada kolaborasi budaya Jawa dan China yang unik yaitu kolaborasi wayang Jawa dan wayang China. Dalam permainan wayang ini, dalang wayang Jawa mengenakan pakain adat Jawa sementara dalang wayang China mengenakan pakaian khas negeri asal China.
BACA JUGA:
Keduanya memainkan wayang sesuai dengan wayang ciri khas masing-masing daerah. Penonton pun dibuat terkagum dengan kolaborasi permainan wayang kedua negara ini.
Di dalam sekolah ini kita juga bisa melihat seni budaya negara China seperti seni kaligrafi, seni mewarnai topeng hingga seni kerajinan menggunting kertas, hingga seni beladiri wushu. Menurut Wakil Bupati Banyumas Sadewo dan pihak sekolah kerjasama pengenalan budaya ini sebagai bentuk penanaman kecintaan siswa terhadap kebhinekaan di negara indonesia.
Festival budaya China yang berkolaborasi dengan budaya Jawa ini digelar dengan tema melalui budaya, membangun persahabatan. Dengan festival budaya ini diharapkan kecintaan anak-anak sekolah terhadap keragaman budaya akan semakin memperkuat rasa kecintaan kepada negara Republik Indonesia.
(Marieska Harya Virdhani)