JAKARTA - Teknologi mengancam dunia industri kerja di mana manusia diganti oleh robot atau mesin. Apalagi kini ada teknologi kecerdasan buatan (AI) di mana segala sesuatunya menjadi lebih mudah. Generasi muda yang sedang memilih jurusan kuliah atau sedang mencari pekerjaan, umumnya khawatir.
Vice President of University of Washington Alumni (UWAIN) Maroth Toeante mengatakan tidak dapat dipungkiri anak-anak masa kini khawatir tentang masa depan mereka saat nanti mencari kerja. Terbukti saat ini semakin banyak perusahaan melakukan efisiensi karena semua sudah digantikan dengan teknologi. Alhasil startup satu persatu berguguran alias tutup.
BACA JUGA:
Ancaman PHK juga tidak bisa dihindari. Para orangtua bingung memilihkan jurusan kuliah untuk anak.
"Itu benar. Kami para alumni yang juga orangtua, kami belajar di Australia, bingung juga anak-anak kami harus belajar apa di masa depan? Apa jurusan yang masih bisa bertahan di dunia kerja nanti," ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/7/2023).
Dan ternyata, menurutnya, pekerjaan yang sulit dicari di luar negeri adalah yang berhubungan dengan keahlian. Segala sesuatu yang membutuhkan skill tidak bisa digantikan dengan AI.
"Contoh, kami punya banyak uang, negara maju masyarakatnya mampu membayar jika AC rusak, listrik rusak, pipa rusak, mobil rusak. Nah tapi teknisinya gak ada," katanya.
Menurut Maroth, SDM yang memiliki keahlian itu erat kaitannya dengan jurusan vokasi atau vocational school. Jurusan tersebut yang masih akan bertahan dan aman di dunia kerja.
BACA JUGA:
"Yang paling susah itu mencari ahli. Ahli listrik, ahli AC, tukang pipa, tukang bangunan. Dan itu gak bisa diganti AI," ucapnya.