Share

Resensi Buku: Seperti Memakai Kacamata yang Salah, Membaca Perempuan dalam Gerakan Radikal

Salsabyla Farihati, Presma · Rabu 29 Maret 2023 21:00 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 28 65 2788939

JAKARTA - Melalui buku Seperti Memakai Kacamata yang Salah: Membaca Perempuan dalam Gerakan Radikal, Lies Marcoes mencoba menjelaskan mengenai peran perempuan terutama ibu di tengah masyarakat Indonesia.

Gerakan radikal pernah melibatkan perempuan. Salah satunya seperti aksi bom bunuh diri sekeluarga di Surabaya pada Mei 2018 lalu. Yang perlu digaris bawahi adalah keterlibatan seorang perempuan (dalam kasus ini seorang ibu) yang ikut terlibat dalam gerakan radikal ini.

Hal ini tentu menggemparkan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Perempuan yang dicitrakan dengan sifat kelembutan, keibuan, penuh cinta dan kasih sayang ternyata dapat menjadi pelaku bom bunuh diri dengan membawa anak-anaknya.

Penulis melihat saat ini, perempuan tak hanya menjadi pendukung bagi pasangannya, akan tetapi dapat menjadi pelaku aktif yang sangat mungkin memanipulasi anak-anaknya untuk menjadi pelaku juga.

Alasan perempuan melakukan hal tersebut, tidak hanya sebatas karena kepincut pria tampan yang mengajaknya menjadi bidadari dunia-akhirat.

Menurut Lies, salah satu alasan yang lebih substantif adalah dengan melihat posisi perempuan dalam struktur masyarakat patriarki yang memposisikan mereka begitu rendah, sehingga ia membutuhkan posisi sosial yang setara dengan laki-laki.

Penulis melihat keputusan seorang perempuan bergabung dengan gerakan radikal menjadi salah satu cara mendapat pengakuan atas peran mereka sebagai pejuang dalam gerakan penegakan khilafah.

Follow Berita Okezone di Google News

Dalam bukunya Lies Marcoes ini memberi pemahaman baru tentang pandangannya mengenai keterlibatan seorang perempuan dalam gerakan islam radikal. Bagaimana seorang perempuan menjadi pendukung setia bagi suaminya, bahkan pelaku dalam gerakan radikalisme itu sendiri.

Sehingga buku ini mematahkan stereotip bahwa gerakan radikal semata-mata hanya dilakukan oleh laki-laki dan mengabaikan keterlibatan perempuan, menganggap bahwa perempuan hanya ikut-ikutan karena kenaifannya. Terdapat peran masing-masing, baik laki-laki maupun perempuan dalam gerakan radikal, guna mencapai tujuan masing-masing.

Berbicara soal kelebihan, Lies Marcoes berhasil mengajak pembaca untuk melihat hal ini dari kacamata yang berbeda yakni dengan analisis gender atau analisis sosial yang digunakan untuk membaca bagaimana laki-laki dan perempuan dibentuk, dipersepsikan dan diharapkan bertingkah laku sesuai dengan harapan sosialnya.

Pengalaman serta motivasi perempuan terlibat dalam gerakan radikalisme juga Lies bahas dalam buku ini.

Secara keseluruhan buku 128 halaman ini cukup dapat dinikmati karena memberikan pemahaman, wawasan serta pengetahuan baru mengenai keterlibatan perempuan dalam gerakan radikalisme yang dalam masyarakat sendiri hal ini cukup jarang dibahas.

Salsabyla Farihati adalah Mahasiswa UIN Bandung. Penulis juga aktif dalam Presma Suaka UIN Bandung.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini