“Meski demikian, menjadi mahasiswa kura-kura belum tentu lebih baik dari mahasiswa kupu-kupu. Seorang kura-kura mungkin akan jauh lebih baik ketika dia aktif dalam artian dia itu ketika ikut organisasi aktif memberikan pendapat, aktif memberikan saran, mengeluarkan ide-idenya yang tujuannya untuk membangun bangsa dan juga memajukan kampusnya,” ujar Danang.
Ketika melihat mahasiswa kupu-kupu, apabila sepulang kegiatan perkuliahan digunakan untuk melakukan hal-hal tidak berguna seperti bermalas-malasan, maka hal tersebut akan memberikan dampak yang lebih buruk bagi individu kupu-kupu tersebut.
“Akan tetapi, mahasiswa kupu-kupu akan jauh lebih keren lagi kalau seumpama dia pulang dari kuliahnya membangun sesuatu yang baru, membuat sesuatu yang hebat, melakukan berbagai dobrakan-dobrakan yang sebenernya tidak ada di kampus dan tidak ia dapatkan di organisasi maupun kegiatan kampus,” jelas Danang.
Apabila ditarik sebuah kesimpulan, menjadi mahasiswa kupu-kupu maupun kura-kura akan sama saja baiknya, dan pastinya kembali lagi ke individunya masing-masing.
Karena pada dasarnya dua tipe mahasiswa ini sama-sama memiliki nilai manfaat yang baik di dalam masyarakat.
Mahasiswa yang terlalu aktif di dalam organisasi hingga dia tidak bisa mengorganisir dirinya sendiri, bahkan membuat kegiatan akademiknya keteteran itu juga tidak baik.