JAKARTA - Di masa sekarang ini, kopi menjadi salah satu komoditas perdagangan yang paling besar di dunia.
Namun, hal tersebut bukan sesuatu yang aneh karena kopi merupakan salah satu minuman yang popular dikalangan anak muda.
Dapat dibuktikan dengan banyaknya kedai-kedai kopi di berbagai tempat, kota dan daerah.
Di balik kepopuleran kopi saat ini, ternyata pada zaman dahulu, kopi pernah menjadi komoditas yang dilarang oleh beberapa agama dan negara. Simak yuk sejarahnya:
Kopi pertama kali ditemukan oleh Khaldi yang merupakan seorang pengembala kambing di Ethiopia.
Beberapa negara memanfaatkan kopi dengan cara yang berbeda-beda. Di Afrika Timur, kopi diolah dengan cara biji kopi dihancurkan kemudian ditambahkan dengan minyak dan dibentuk berbentuk bulat lalu di sajikan sebagai makanan oleh suku Galla.
Selain itu, oleh bangsa Arab kopi digunakan sebagai pengganti minuman anggur. Tidak hanya itu, cara lain mengolah kopi yang dilakukan orang zaman dahulu adalah dengan memanggangnya kemudian menuangkan air mendidih dan disajikan sebagai minuman.
Pada zaman dahulu, seorang raja dari Swedia yaitu Raja Gustav II memberikan hukuman untuk dua orang saudara kembar karena dituduh bersalah.
Untuk menentukan siapa yang bersalah diantara mereka, Raja Gustav membuat keputusan yaitu salah satu dari mereka hanya diizinkan minum kopi selama hidupnya sedangkan salah satunya hanya diperbolehkan minum teh. Kemudian akan dilihat siapa yang meninggal terlebih dahulu.
Singkat cerita, saat itu yang meninggal duluan adalah seseorang yang meminum teh yang meninggal pada usia 83 tahun.
Semenjak kejadian itulah masyarakat swedia dan orang-orang Skandinavia menjadi fanatik terhadap kopi.
Dilansir dari sumber lain, asal usul kopi ditemukan oleh seorang pengembala kambing yang menemukan keanehan pada kambingnya setelah memakan tanaman tertentu.
Keanehan-keanehan itu adalah kambing-kambing peliharaannya menjadi berenergi dan sulit tidur dimalam hari.
Rupanya tanaman tersebut adalah tanaman kopi. Sejak saat itu, seiring berjalannya waktu, kopi mulai tersebar hingga ke seluruh dunia.
(Natalia Bulan)