"Masa depan menuntut team player, guru juga begitu. Pernah gak diskusi dengan guru mapel lain untuk membangun sebuah strategi? Untuk menangani murid, kerjasama dengan guru lain. Ini akan lebih mudah," ucapnya.
Emil kemudian mengatakan, guru juga harus bisa menghindari low class energy. Yang mana, itu merupakan model pembelajaran yang hanya berlangsung satu arah dan tidak bisa mempertajam berpikir kritis siswa.
Pasalnya, terang Emil, ada satu hal yang menjadi standar sekolah-sekolah terbaik dunia yaitu kebiasaan diskusi para peserta didiknya.
"Dulu saat saya sempat belajar di Harvard, Oxford, dan MIT, kami hanya diterangkan teori sekitar 10 menit. Setelahnya kami disuruh berdiskusi. Duduknya dibuat melingkar untuk memudahkan diskusi," imbuh Emil.
Lebih jauh, mantan Bupati Trenggalek itu berpesan agar para guru tidak lagi hanya fokus pada salah tidaknya suatu jawaban, tapi pada kemampuan anak menyampaikan pendapat dan berargumen.