Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dikko Andrey Kurniawan, Pemuda yang Berhasil Ciptakan Produk Tenun Berbahan Baku Sampah Plastik

Erfan Erlin , Jurnalis-Selasa, 25 Oktober 2022 |17:42 WIB
Dikko Andrey Kurniawan, Pemuda yang Berhasil Ciptakan Produk Tenun Berbahan Baku Sampah Plastik
Dikko Andrey Kurniawan/Erfan E
A
A
A

BANTUL - Kiprah Dikko Andrey Kurniawan, pria asal Dusun Wirosutan, Kelurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul ini patut diacungi jempol.

Pasalnya, pria berusia 26 tahun ini berhasil mengubah plastik-plastik bekas tak terpakai menjadi kerajinan bernilai jual tinggi.

Berbeda dengan pengelola bank sampah-pengelola bank sampah, dia membuat kerajinan berbahan sampah plastik dengan tehnik menenun.

Meski rumit dan membutuhkan waktu yang lama, namun produk yang ia hasilkan memiliki karya seni yang tinggi.

Bungsu dari 3 saudara ini mengaku telah memulai utak-atik sampah agar menghasilkan sejak tahun 2020 yang lalu. Kala itu, lulusan UNY ini mencoba mendaur ulang tutup-tutup botol air mineral menjadi suatu karya.

"Awalnya saya membuat produk casing handphone, kemudian gelang dan kalung,"terang dia, Selasa (25/10/2022).

Kerajinan tersebut ia buat dengan merubah tutup botol air mineral mencair dan kemudian membentuknya menjadi berbagai casing handphone.

Permintaan kala itu ada, namun tak seperti yang ia harapkan sebelumnya karena masih minim.

Pandemi lantas menghantam lebih keras sehingga juga sama sekali tidak ada aktivitas.

Dia kemudian mencoba berpikir keras untuk membuat produk memanfaatkan sampah namun berbeda dengan produk-produk daur ulang sampah lainnya.

"Nah, kala itu terbesit pikiran bagaimana kalau ditenun"ujar dia.

Di sela merawat bapaknya yang kini tengah sakit, ia mencoba melakukan riset apakah plastik bisa ditenun.

Melalui berbagai kegagalan, akhirnya ia berhasil menenun dengan memanfaatkan sampah plastik kantong kresek.

Cukup sulit memang, namun ia berhasil membuat inovasi dengan menenun sampah plastik kantong kresek. Untuk menghasilkan tenunan plastik kantong kresek bekas ukuran 1 meter ia membutuhkan sebanyak 35 buah.

"Sebenarnya itu variatif. Karena ukuran tas kresek kan banyak," kata dia.

Untuk bahannya, ia mendapatkan pasokan dari Bank Sampah di sekitar tempat tinggalnya.

Bahkan tak sedikit yang memberikannya secara sukarela karena bahan yang ia gunakan memang benar-benar sampah tak bernilai jual.

Dari tenunan plastik kresek ini dia menciptakan berbagai produk mulai dari totebag, topi, slink bag dan kini merambah ke homedecor. Produk demi produk ia hasilkan sehingga permintaanpun mengalami peningkatan.

Sedikit demi sedikit produknya kemudian laku terjual ke berbagai daerah. Ia bahkan kini mampu mempekerjakan 3 orang ibu-ibu rumah tangga dari sekitar rumahnya.

Dua mesin tenun tradisional dan sebuah mesin jahit telah ia gunakan untuk berproduksi.

"Alhamdulillah, meski belum banyak tetapi sudah ada pemasukan,"kata dia.

Melalui brand filosofi Sarwo Kecik, ia mencoba berguna bagi masyarakat sekitar. Dan tahun 2021 kemarin, ia dipanggil Kemenpora untuk mengikuti ajang Wirasusaha Muda Pemula (WMP) dan akhirnya mendapatkan prestasi 10 besar bidang kreatif.

(Natalia Bulan)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement