JAKARTA - Peraturan dan sistem seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia mengalami perubahan setiap tahunnya.
Perubahan tersebut dibuat menyesuaikan kondisi dan untuk mengatasi masalah pendidikan yang sering muncul.
Ada banyak perubahan pada tes seleksi masuk PTN 2023 mendatang. Berikut fakta-fakta seleksi masuk PTN terbaru.
1, Tes Masuk PTN Terbagi menjadi Tiga Jalur
Kini terdapat tiga jalur tes masuk PTN yang akan berlaku pada tahun 2023 mendatang.
Pertama yakni seleksi nasional berdasarkan prestasi. Sistemnya yaitu pemberian bobot minimal 50 persen untuk nilai rata-rata rapor dan sisanya diambil dari komponen penggali minat dan bakat.
Kedua, seleksi nasional berdasarkan tes, akan tetapi tes kali ini berbeda dari tahun sebelumnya karena hanya ada tes skolastik yang mengukur empat hal yaitu kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris.
Terakhir, tes secara mandiri oleh PTN. Seleksi ini diatur pemerintah agar lebih transparan dan mewajibkan PTN untuk melakukan beberapa persiapan sebelumnya.
2. Tes Mata Pelajaran Dihapus
Aturan ini dilatarbelakangi oleh anggapan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim terhadap peserta didik yang tidak mampu mengikuti bimbingan belajar (bimbel) untuk persiapan masuk PTN.
Dengan keputusan menghapus tes mata pelajaran akan dianggap akan mampu membawa perubahan lebih baik dan cukup signifikan bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Selain itu kebijakan ini akan membuat tenaga pendidik lebih fokus dan tidak mengalami demotivasi saat mengajar siswa.
3. Seleksi Masuk PTN Tidak Digelar LTMPT
Seperti diketahui, sebelumnya seleksi masuk PTN atau lebih dikenal dengan SBMPTN dan SNMPTN diselenggarakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) kini akan diubah.
Terkait ini akan ada lembaga baru yang mengurus seleksi mahasiswa baru. Lembaga tersebut adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
4, Tes Skolastik Lebih Sulit
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengatakan jika tes skolastik masuk PTN akan lebih sulit dari tahun-tahun sebelumnya.
Banyak negara maju yang sudah menerapkan tes skolastik sejak lama. Diharapkan tes skolastik dapat bekerja sesuai yang diharapkan dan cocok bagi pendidikan Indonesia.
(Natalia Bulan)