Meskipun begitu, sampah yang berasal dari laut maupun dari warga setempat terus berdatangan dan tetap menimbulkan tumpukan sampah yang menutup seluruh bagian pantai.
Kondisi sampah yang ada di pantai Sampangan ini membuat pantai tersebut tidak digunakan wisatawan sebagai tempat wisata, meskipun pemandandangan yang ada di pantai sangat indah.
Berdasarkan hal tersebut, tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) yang diketuai oleh Profesor Dr. Ani Mulyasuryani, MS bersama dosen pembimbing Eko Waluyo, S.Pi., M.Sc dengan melibatkan lima orang mahasiswa Universitas Brawijaya sebagai kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Tematik (PKM-T), mengadakan kegiatan pengabdian.
Kegiatan ini bertujuan untuk dapat membantu warga desa Kedungrejo mengolah sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat secara mandiri, juga untuk melatih keterampilan mahasiswa sesuai bidang ilmu masing-masing serta mengenalkan praktik dunia kerja mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga evaluasi serta melatih kemampuan adaptasi mahasiswa dengan budaya kerja semua unsur atau pihak terkait.
Keterlibatan mahasiswa pada kegiatan ini juga memiliki peran untuk mengimplementasikan ilmu yang telah mereka pelajari di perkuliahan sekaligus mendukung proses penyaluran ide yang temuan dosen.
Kegiatan ini pun diwadahi oleh hibah Doktor Mengabdi yang didanai melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya (LPPM UB).
Kegiatan tersebut dimulai dengan sosialisasi program kerja pada tanggal 27 Juni 2022 yang diadakan di balai Desa Kedungrejo.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Desa Kedungrejo, para tokoh masyarakat, Pokmaswas Bahari Samudera, dan masyarakat serta tim penggerak PKK Desa Kedungrejo.
Dalam sosialisasi tersebut, tim Doktor Mengabdi memaparkan program kerja yang dapat membantu warga menanggulangi permasalahan sampah di kawasan pantai sampangan.
Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan set alat pirolisis dan rekomendasi 3D Modelling di kawasan pesisir Pantai Sampangan.
Alat pirolisis merupakan teknik pembakaran sampah sekaligus penyulingan bahan tanpa adanya O2 dengan suhu tinggi dan gas yang dihasilkan berguna dan aman bagi lingkungan, hal ini karena produk akhir yang dihasilkan berupa CO2 dan H2O.
Alat pirolisis dibuat di tempat pengelasan yang ada di Desa Parijatah Wetan Kecamatan Srono, Banyuwangi, pembuatan alat pirolisis dilakukan selama 2 minggu dan dilakukan 2 kali percobaan alat sebelum di demonstrasikan kepada masyarakat di Balai Desa Kedungrejo pada tanggal 15 Juli 2022.
Hasil produk akhir dari proses pirolisis ini bergantung terhadap jenis plastik yang dibakar. Proses pembakaran dilakukan selama 3 jam dengan penggunaan sampah plastik yang diambil di kawasan pesisir pantai sampangan sebesar 9 kg.
Dihasilkan 1 L bahan bakar motor (solar) dan tar. Bahan bakar solar ini nantinya diharapkan mampu mengurangi penggunaan solar oleh nelayan di kawasan pesisir pantai sampangan muncar serta tentunya dapat mengurangi sampah plastik yang ada di kawasan pesisir pantai sampangan muncar Banyuwangi.
Selain itu, residu hasil pembakaran yang berupa tar dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan Pot Bunga serta dapat menjadi bahan penyalut untuk proses pembakaran non makanan.