Program akselerasi tersebut dijalaninya ketika duduk di bangku SD dan SMP.
“Dulu umur tiga tahun sudah TK dan masuk SD memang belum berusia enam tahun,” jelas gadis berkelahiran 28 Maret 2007 itu.
Anak pasangan Yustisia Katrini dan Teddy Tresna Indrapraja ini bercerita setelah gagal dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), ia tetap mencoba beberapa jalur seleksi masuk yang lain. Salah satunya seleksi Mandiri ITS.
“Saya tertarik pada pengelolaan limbah dan sampah, maka dari itu saya memilih Teknik Lingkungan ITS,” jelasnya.
Ketika bersekolah di SMA Harapan Bangsa Tangerang, ia menceritakan bahwa rutinitas yang dijalani sama seperti siswa yang lain.
Mengikuti pembelajaran, aktif berorganisasi, dan melakukan hobi membaca serta melukis.