Pria yang mempunyai nama lengkap Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Husin Al Khattabi Al Bakri ini mendapat julukan Rumi karena ia menghabiskan sebagai besar hidup di Konya, kota yang sekarang menjadi bagian dari Turki serta dulunya dikenal dengan rum.
Rumi menjadi dekat dengan ilmu agama serta banyak belajar sufi dari latar belakang keluarganya.
Usai bertahun-tahun menuliskan pengalaman spiritualnya, kitab karya Rumi yang berhasil diselesaikan adalah Kitab Masnawi.
Kitab Masnawi adalah kitab yang berisi tentang langkah serta arahan filsafat yang mempunyai ciri khas tersendiri dibanding sufi lainnya.
Pemikiran Rumi dalam kitab Masnawi ini disebut sebagai karya sastra terbesar yang dimiliki oleh Persia.
Kitab ini telah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Rumi meninggal dunia pada 17 Desember 1273.
2. Al Hariri
Al Hariri dikenal dengan karya yang luar biasa dalam khazanah sastra serta bahasa Arab klasik.
Pria dengan nama lengkap Abu Muhammad Al Qasim Ibnu Ali Al Hariri ini lahir pada 1054.
Selain di bidang sastra, Al Hariri juga merambah pada kajian filologi. Karya yang telah dihasilkannya pada sastra serta filologi ini membuktikan kapasitas sebagai cendekiawan yang produktif.
Karya Al Hariri yang mempunyai pengaruh besar pada bidang sastra serta tata bahasa Arab yaitu Dhurat Al Ghawwas Fi Awham Al Khawwas.
Karya lain dari Al Hariri adalah Mulhat Al I’rab yang berisi kumpulan puisi. Al Hariri wafat pada 1122.
3. Al Qali
Pria dengan nama lengkap Ismail bin Qasim bin Aidhun Abu Ali lahir di Manazgrid, Armenia pada tahun 901.
Kegigihan Al Qali mengantarkannya menjadi sosok penting dalam ranah intelektual, terutama kajian bahasa.
Al Qali menguasai dari gramatika, sastra, tata bahasa, filologi, dan leksikografi atau teknik penyusunan kamus.
Kegigihannya selama 25 tahun ini tidak sia-sia. Pasalnya, ia banyak menguasai ilmu dan akhirnya menjadi rujukan.