BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (USK) mengukuhkan lima guru besar bidang ilmu berbeda dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat, Profesor Dr. Ir. Abubakar, MS.
Kelima profesor tersebut adalah Profesor Dr A. Halim, M.Si, Profesor Dr Eng. Ir. Sugiarto, ST., M.Eng, Profesor Dr Drs Mukhlis Yunus, MS, Profesor Dr Ir. Agussabti, M.Si, dan Profesor Dr drh. Muhammad Hambal.
“Alhamdulillah, laju pertumbuhan jumlah profesor di USK masih relatif terjaga, bahkan cenderung meningkat dalam dua tahun terakhir,” kata Rektor USK Prof Marwan di Darussalam, Banda Aceh, Jumat (3/6/2022).
Ia menjelaskan saat ini jumlah dosen USK yang berusia relatif muda bergelar doktor dan memiliki jabatan fungsional lektor kepala cukup banyak.
USK saat ini memiliki 413 orang dosen yang berjabatan fungsional lektor kepala.
"Kita sangat berharap mereka yang berjabatan lektor kepala segera mencapai jabatan fungsional tertinggi mereka,” kata rektor.
Rektor menilai kepakaran kelima profesor baru ini sangat penting bagi kemaslahatan umat. Misalnya, kajian Profesor Halim, dalam pendidikan sains sangat penting untuk mengatasi permasalahan peserta didik dalam memahami sains.
Karena, kegagalan dalam memahami sains ternyata mempengaruhi upaya peningkatan kompetensi lainnya.
“Profesor Halim mencoba untuk mengatasi permasalahan ini melalui pendekatan e-learning yang terintegrasi,” katanya.
Selanjutnya, Profesor Sugiarto, melalui kajiannya berupaya mengatasi permasalahan transportasi yang terus menghantui selama ini, yaitu masalah kemacetan.
Profesor Sugiarto menganalisa permasalahan transportasi tersebut dengan mengembangkan Disagregat model.
Sebuah model yang dibangun berdasarkan teori perilaku rasional dalam pengambilan keputusan pergerakan transportasi.
“Kajian ini sangat tepat untuk diterapkan, karena dapat digunakan untuk mengkaji efektivitas kebijakan transportasi. Dengan demikian, kita bisa menemukan formula kebijakan yang efektif untuk mengurai permasalahan transportasi,” ucapnya.
Profesor Mukhlis Yunus berupaya menganalisa motivasi kerja aparatur pemerintah, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
Kajiannya menemukan untuk meningkatkan kinerja ASN harus difokuskan pada peningkatan motivasi mereka dengan menyediakan lingkungan kerja yang kondusif, pemberdayaan ASN yang proporsional dan profesional, pengembangan talenta potensial, dan pengaturan skema pengembangan karier profesional, tepat sasaran dan tidak tebang pilih, dan pilih kasih.
Selanjutnya, Profesor Agussabti yang mengkaji tentang bagaimana menerapkan kebijakan penyuluhan pertanian berbasis digital.
Sebab, selama ini kegiatan penyuluhan pertanian, khususnya di Aceh masih dilaksanakan secara konvensional.
Akibatnya, penyuluhan menjadi kurang dinamis dan kurang optimal di tengah kemajuan teknologi, khususnya bidang teknologi digital.
“Kajian Profesor Agussabti ini merupakan inovasi pertanian yang sangat penting. Sebab, hasil kajian ini mampu menjawab berbagai permasalahan pada kegiatan penyuluhan pertanian,” paparnya.
Profesor Hambal yang meneliti bagaimana mengatasi penyakit parasit zoonosis dengan pendekatan metode parasitologi molekular.
Selama ini upaya mengatasi penyakit parasit biasanya menggunakan obat kimia yang beredar di pasaran.
Oleh sebab itu, perlu upaya mengurangi penggunaan obat kimia tersebut serta berusaha mencari obat baru yang alami.
(Natalia Bulan)