Pada masanya, Candi Muaro Jambi merupakan pusat pendidikan umat Hindu-Buddha. Hal tersebut terlihat dari bentuk bangunan yang dikelilingi pagar setinggi 1-1,5 meter.
Diketahui dari tulisan biksu yang dikenal dengan sebutan I Tsing. Dalam perjalanan menuju Nalanda (pusat pembelajaran agama Buddha) di India, ia sempat singgah di Melayu, yaitu di Jambi, untuk memperdalam bahasa Sansekerta.
Hingga saat ini, Candi Muaro Jambi masih kerap dikunjungi biksu dari berbagai negara, terutama saat perayaan Waisak.
Tidak hanya sebagai pusat pendidikan Hindu-Buddha, kompleks percandian itu juga pusat pendidikan berbagai disiplin ilmu pada masanya, di antaranya kedokteran, obat-obatan, filsafat, arsitektur, dan seni.
Agus Widiatmoko mengatakan awal mula Candi Borobudur dari Candi Muaro Jambi, karena corak pada Candi Borobudur menyerupai Candi Muaro Jambi. Dilihat dari tahun pembangunannya, Candi Borobudur dibangun pada abad kedelapan, sedangkan Candi Muaro Jambi abad ketujuh.