Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Contoh Akulturasi Kebudayaan pada Masa Kerajaan-Kerajaan Hindu- Buddha di Nusantara

Rina Anggraeni , Jurnalis-Selasa, 19 April 2022 |14:01 WIB
Contoh Akulturasi Kebudayaan pada Masa Kerajaan-Kerajaan Hindu- Buddha di Nusantara
Candi Prambanan menjadi salah satu bangunan bersejarah peninggalan masa kerajaan Hindu-Budha. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Contoh terjadinya akulturasi kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu– Buddha di Nusantara memperlihatkan toleransi agama di Indonesia. Adapun akulturasi merupakan suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

BACA JUGA: Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara yang Dapat Menumbuhkan Kesadaran Generasi Muda

Terciptanya akulturasi ini menunjukkan budaya dari India baik yang bercorak Hindu maupun Budha tidak terlepas dari terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang antara India dengan Cina. Pada awalnya para pedagang baik dari India ke Cina maupun sebaliknya menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan jalan sutera (The Silk Road).

Berikut contoh terjadinya akulturasi kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu– Buddha di Nusantara:

BACA JUGA: Mengenal Asal Usul Tradisi Nyekar Sambut Bulan Suci Ramadan

1. Bangunan bersejarah 

Bangunan bersejarah ini menandakan lahirnya agama Buddha dan Hindu. Salah satunya Candi yang merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menampilkan sejarah kedua agama tersebut. Bangunan ini digunakan sebagai tempat ritual ibadah, pemujaan dewa-dewi, penghormatan leluhur ataupun memuliakan Sang Buddha.

Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi.

2. Seni Sastra 

Pengaruh agama Buddha-Hindu ini membuat seni sastra berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi). Berdasarkan isinya, kesusasteraan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur kitab keagamaan), kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan). Serta juuga menunjukkan cerita Mahabharata dan Ramayana yang merupakan ciri khas dari Buddha dan Hindu

Selain itu, adanya prasasti-prasasti yang ditemukan terdapat unsur India dengan unsur budaya Indonesia.Misalnya, ada prasasti dengan huruf Nagari (India) dan huruf Bali Kuno (Indonesia).

3. Bahasa

Penggunaan bahasa pada agama Hindu-Buddha yakni bahasa bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta ini begitu umum dipakai di kalangan masyarakat. Hal ini dapat disaksikan pada sekian banyak prasasti atau batu bertulis peninggalan kerajaan Hindu-Buddha yang masih tidak sedikit menggunakan bahasa Sanskerta. Sementara aksara yang digunakan merupakan huruf Pallawa yang lantas dikembangkan menjadi huruf Jawa Kuno dan aksara Bali.

(Rahman Asmardika)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement