JAKARTA - Bulan Ramadan merupakan bulan yang amat penting bagi umat Muslim. Selain menjalankan ibadah puasa, ada beberapa tradisi yang biasanya dilakukan di Indonesia selama bulan puasa.
Namun, hal itu tidak dialami oleh para mahasiswa yang menuntut ilmu di negeri seberang. Berikut adalah cerita 4 mahasiswa di luar negeri saat berpuasa.
Yuris Ramadhan
Yuris Ramadhan, Ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di Wellington, Selandia Baru, mengisahkan pengalamannya saat berkuliah di negara itu sewaktu Ramadhan. Pada 2017, ia beserta rekan-rekannya di PPI Wellington amat merindukan suasana puasa di Indonesia.
Demi mengurangi rasa rindu itu, PPI kerap melakukan acara bersama seperti buka puasa bersama. Apalagi, para mahasiswa bisa saling berbagi makanan dalam acara tersebut. Selain mempererat tali silaturahmi, ajang itu juga menjadi sesi bertukar cerita dan pengalaman antarmahasiswa.
Inayati Khaerinnisaa
Inayati merupakan mahasiswi yang berhasil studi ke Belanda pada tahun 2016. Ia merasakan waktu puasa yang jauh lebih lama di negara tersebut, yakni 19 jam. Inayati baru bisa membatalkan puasanya pukul 10 malam, sementara waktu Isya di negeri Kincir Angin itu adalah jam 12 malam.
Saat awal-awal menjalani puasa di Belanda, ia merasa sangat kesulitan. Selain karena waktu berpuasa sangat panjang, tantangan besar lainnya adalah kebanyakan teman-temannya di Belanda tidak menjalankan ibadah puasa. Ditambah, saat itu dirinya juga tengah mengerjakan tesis. Demi menghindari telat sahur, Inayati pun rela terjaga sampai waktu sahur tiba. Pasalnya, waktu antara berbuka puasa dengan sahur sangat pendek.