JAKARTA - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam didapuk menjadi salah satu pembicara dalam Acara Puncak Dies Natalis ke - 72 FKUI 2022, Kamis (24/2/2022).
Dalam acara tersebut, ia menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan transformasi Pendidikan Dokter di Indonesia.
(Baca juga: Guru Besar FKUI Ungkap Omicron Serang Orang yang Sudah Vaksin Booster)
Dikatakan Ari, Fakultas Kedokteran memiliki peran dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam beringian bersama dengan pemerintah menuju kemandirian. Maka dari itu, FKUI terbuka untuk siapapun yang ingin mengenyam pendidikan dan melakukan riset untuk bersama sama maju membangun Indonesia. Salah satunya perbanyak dokter paru di tengah pandemic.
“Visi FKUI saat ini yang penting adalah bahwa apa yang kita usahakan ini adalah untuk kepentingan Indonesia dan dunia,” ucapnya.
(Baca juga: LPDP 2022 Dibuka Besok, Pemburu Beasiswa Catat Ini Cara Pendaftaran dan Tahapan)
Ia juga menyampaikan, FKUI berkontribusi bersama sama dengan periset periset dunia untuk masalah Covid-19 melalui publikasi-publikasi internasional. Yang menjadi poin penting adalah apa dihasilkan oleh staf-staf FKUI harus berbudi pekerti luhur dan mampu bersaing secara global.
“Kemudian tentu kita menyelenggarakan Tridharma ini dalam rangka untuk melawan tantangan nasional maupun juga global tentunya terbukti ya, FKUI juga berkontribusi bukan saja untuk riset riset kepentingan nasional, tapi kita juga melakukan bersama sama dengan periset periset dunia,” tuturnya.
“Juga tentu tadi poin penting adalah bahwa memang yang dia yang dihasilkan ini harus berbudi pekerti luhur dan mampu bersaing secara global,” tambahnya.
Selain itu, FKUI juga mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai fakultas penyumbang narasumber terbanyak dalam satu program radio. FKUI rutin mengirimkan pakar-pakar untuk menjadi narasumber.
“Narasumber FKUI hadir di RRI Pro 3 secara nasional, saya terima kasih karena yang di awalnya program ini hanya untuk kepentingan pandemi, tapi sekarang untuk berbagai macam hal tentang masalah kesehatan. Jadi, FKUI hadir di seluruh Indonesia setengah jam setiap hari setiap hari, tentu di hari kerja senin sampai Jumat untuk siaran program RRI nasional,” ucapnya.
Ari juga menyampaikan hal mengenai Scopus Medicine, dari scopus dilihat posisi FKUI saat ini ada di 266 dan ia yakin FKUI mampu berada di 250 dan bisa masuk di dalam lima besar di Asia Tenggara.
“Ya terus ini komitmen yang juga kita harus jaga artinya FKUI bagian dari UI juga terus menjaga dan ini untuk scopus medicine untuk QS untuk subjek medicine dan ini berdasarkan juga dari beberapa scopus posisi kita saat ini ada di 266 .Insya allah kita bisa tembus di 250 dan kita bersama sama dengan UI untuk bisa untuk bisa masuk di dalam 5 besar Asia Tenggara,” ucapnya.
Saat ini FKUI mempunyai 47 program studi dan satu tambahan untuk spesialis SpKKLP untuk pelayanan primer dan kemudian satu sub spesialis ortopedi dengan jumlah mahasiswa saat ini sebanyak 5.200 mahasiswa.
Ia juga mengingatkan bahwa saat ini adalah eranya media sosial, maka dari itu ia meminta mahasiswa untuk terjun dalam mengedukasi masyarakat, misalnya melalui Video di Tiktok ataupun Reels Instagram. Hal tersebut karena memiliki target pasar anak muda.
“Nah satu hal lagi yang juga kita mesti mengingatkan mahasiswa dari awal bahwa mahasiswa ini memang sudah harus terjun. Sekarang ini adalah eranya media sosial,” ucapnya.
Berbicara mengenai peran institusi pendidikan untuk menyiapkan sdm, ia menjelaskan bahwa saat ini FKUI memiliki program double degree.
Melihat dari Malaysia dan Vietnam yang dari awal sudah mengirim mahasiswanya dalam program student exchange, maka ini juga merupakan salah satu upaya bagaimana FKUI bisa meningkatkan kualitas khususnya di bidang kedokteran
“Jadi mengambil spesialisnya diakui kemudian riset setahunnya itu dilakukan di luar, di Melbourne,” tuturnya.
Untuk S3 double degree dilakukan kolaborasi internasional dengan dua universitas dunia yaitu Coventry University dan Macquarie University. Selain itu, FKUI juga sudah berkolaborasi dengan Leiden University selama 30 tahun dan Oxford University selama 10 tahun. Beberapa riset-riset mengenai Covid-19 juga bekerja bersama sama dengan Oxford.
Ia juga menuturkan, pada saat dirinya menjabat sebagai Presiden Asian Medical School Network, FKUI berkolaborasi dengan China membentuk China Asean University Consortium.
“Pada saat saya menjabat sebagai Presiden dari Asian Medical School Network, kita berkolaborasi dengan China membentuk China Asean University Consortium dan ini karena pandemi hanya dalam bentuk webinar. Tapi ke depan ini kita akan follow up,” ungkapnya.
Masih dalam rangka mempersiapkan SDM yang baik, FKUI juga memiliki fasilitas yang mendukung yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai pendidikan utama.
"FKUI tidak hanya membangun berkolaborasi dengan rumah sakit rumah sakit wilayah Jabodetabek, tetapi juga rumah sakit di luar Pulau Jawa,” pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )