SURABAYA - Menghadapi puncak gelombang ketiga pandemi Covid-19 varian Omicron, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kini menyediakan ruangan isolasi mandiri (isoman) bagi para sivitas akademikanya, terutama mahasiswa yang terpapar Covid-19.
Tak sekedar ruangan isolasi, mereka juga akan mendapatkan perawatan medis dari dokter, obat-obatan dan vitamin, hingga konsumsi sehat untuk mendukung pemulihannya. Usulan ruang isoman ini sendiri diinisiasikan oleh para Wakil Rektor ITS, Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 ITS, Medical Center ITS, Direktorat Kemahasiswaan ITS, Direktorat Pendidikan ITS, dan jajaran birokrasi ITS lainnya melalui rapat yang diadakan secara khusus.
“ITS bergerak cepat. tidak lebih dari satu hari sejak laporan kasus didapatkan, ruangan segera dibuka dan langsung dapat ditempati,” kata Yeyes Mulyadi ST MSc PhD, Ketua Tim Penyedia Ruangan Isoman ITS, Senin (21/2/2022).
Ketua Satgas Kemahasiswaan ITS tersebut menambahkan, saat ini pihaknya telah mengalokasikan Wisma Bougenville ITS sebagai ruangan isoman yang dapat menampung hingga 21 orang. Sebagai cadangan apabila permintaan ruangan terus meningkat, ITS juga menyediakan satu ruangan di GOR Pertamina ITS.
Untuk memantau dan membantu pemulihan para mahasiswa yang dinyatakan positif COVID-19, ITS memberikan obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter dari Medical Center ITS. Setelah menempati ruangan, mereka juga akan mendapatkan asesmen kesehatan rutin hingga dinyatakan sehat kembali.
“Kami juga memastikan gizi mereka terpenuhi dengan mengirimkan makanan tiga kali sehari dengan menu yang telah dikonsultasikan kepada tenaga medis,” imbuhnya.
Yeyes melanjutkan, ruangan isoman diperuntukkan bagi mereka yang dinyatakan memiliki gejala ringan. Sedangkan mereka yang dinyatakan mengalami gejala berat maupun memiliki penyakit bawaan (komorbiditas), pihak kampus akan langsung mengarahkan pasien tersebut ke rumah sakit mitra seperti Rumah Sakit Umum (RSU) Haji, maupun RS Darurat Lapangan Bangkalan (RSDLB).
Kebanyakan mahasiswa yang menempati ruangan isoman sendiri merupakan mahasiswa asal luar kota yang sudah terlanjur berada di Surabaya untuk mengikuti perkuliahan tatap muka (PTM) di ITS. Namun mereka tidak diperbolehkan dulu bermukim di rumah kos oleh pemiliknya lantaran terkonfirmasi Covid-19.