JAKARTA - Bahaya adiksi atau kecanduan gawai mengancam anak karena gawai semakin lekat dengan kehidupan selama pandemi Covid-19 ini. Hal ini pun membutuhkan kebijakan penggunaan gawai supaya tidak menimbulkan ketergantungan gawai pada anak.
Memaksimalkan waktu luang anak dengan aktivitas yang bermanfaat dapat menjadi solusi menghindari adiksi gawai. Salah satunya dengan mengajak anak untuk melakukan permainan tradisional.
Permainan tradisional memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri, begitu pula dengan penanaman nilai karakter di dalamnya. Di dalam setiap permainan tradisional terdapat nilai karakter yang muncul. Inilah yang dilakukan tim mahasiswa UNY untuk mengurangi kecanduan gawai anak.
Baca juga: Kecanduan Gadget, Sejumlah Anak Direhabilitasi di RSJ Jabar
Mereka adalah Dwi Agnes Setianingrum, Dian Anggraini dan Akhip Nugroho prodi pendidikan IPA, Furi Ningsih Sri Sukowati prodi pendidikan fisika serta Aerafatma Ahyaun Nisa prodi PGSD yang menginisiasi permainan tradisional Cinaboy-Sulamanda terintegrasi PIPATIC.
Menurut Dwi Agnes Setianingrum dalam setiap permainan tradisional terdapat nilai karakter yang muncul. “Cinaboy atau boy-boyan adalah permainan tradisional yang dapat mengembangkan karakter luhur bangsa, seperti kerjasama, kreatif, dan komunikatif” kata Agnes melansir laman resmi UNY di uny.ac.id, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Game Bisa Berujung Haram, Ini Tips Agar Anak Tak Kecanduan Gawai
Permainan ini mampu meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak, dan melatih anak belajar berkelompok. Untuk memberikan materi pelatihan Agnes menggunakan metode Whatsapp group, google meet, dan google drive.