Evawani Ellisa yang dikenal sebagai pakar perancangan kota memaparkan, desain ini diharapkan dapat menjadi jawaban untuk menjawab tiga permasalah utama yang dihadapi tuna wisma, yaitu tidak produktif, diskriminasi, dan tidak adanya atau kurangnya perlindungan bagi mereka.
Rifki menerangkan, sirkulasi menjadi salah satu tema desain yang paling penting dan mendasar, di mana sirkulasi memberikan pengalaman hidup yang tidak sepenuhnya asing bagi mereka. Kebiasaan interaksi dan kehidupan sebagai tunawisma merampas peluang mereka untuk menjalani interaksi positif yang sehat.
”Jadi, idenya di sini adalah untuk menciptakan ruang dengan keterbukaan dan fleksibilitas yang memfokuskan pada aspek-aspek positif dari kehidupan jalanan (kehidupan yang dinamis dan interaksi sosial), dan menciptakan kembali aspek-aspek ini pada ruang yang lebih aman dan lebih baik untuk ditinggali,” kata Rifki.
Baiq Lisa menjelaskan, desain The Passage berupa dua massa bangunan utama yang dirangkul oleh void guna mempertegas strategi pembentukan ruang sirkulasi utama yang bersifat linear. Elemen sirkulasi penghubung antar unit didesain berupa ramp yang membentuk ruang komunal linear multifungsi yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas pengembangan diri para tunawisma.
Massa bangunan ‘staging’ membagi hierarki antar fungsi, level lantai yang lebih rendah diorientasikan untuk fungsi publik, sedangkan level lantai yang lebih tinggi sebagai ranah fungsi privat. Lay-out bersifat open plan guna merespon tantangan kebutuhan ruang di masa mendatang, baik dalam kondisi pandemi maupun non-pandemi.