Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Daftar Profesor Paling Berpengaruh di Dunia, Ada dari Indonesia!

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Senin, 10 Januari 2022 |07:08 WIB
Daftar Profesor Paling Berpengaruh di Dunia, Ada dari Indonesia!
BJ Habibie. (Foto: Okezone)
A
A
A

Prof. Barrack Obama

Presiden ke-44 AS, Barrack Obama, rupanya juga merupakan seorang profesor. Melihat kariernya sebagai presiden yang sangat sukses dan dicintai rakyatnya, Obama pantas masuk ke dalam profesor yang paling berpengaruh di dunia.

Ia meraih gelar profesor di Sekolah Hukum Universitas Chicago. Sebelumnya, ia pernah menjadi dosen di universitas yang sama selama 4 tahun, terhitung sejak 1992 – 1996. Bersama sang istri, Michelle Obama, Obama pernah dinobatkan sebagai orang yang paling dikagumi di dunia pada 2021, berdasarkan survei yang dilakukan YouGov.

Prof. BJ Habibie

Dikenal sebagai seorang yang sangat jenius, Presiden ke-3 RI, BJ Habibie pernah menemukan sebuah teori bernama Crack. Ia pun dikenal dengan julukan ‘Mr. Crack’ karena mampu menghitung crack propagation on random, sampai ke bagian atom pesawat terbang.

Teori ini dipandang bisa memperkecil kemungkinan jatuhnya pesawat dan membuat biaya pemeliharaan pesawat lebih mudah. Penemuannya ini sudah digunakan oleh banyak ilmuwan di dunia. Bahkan, beberapa dari mereka menyebutnya sebagai Teori Habibie.

Prof. dr. Adi Utarini

Satu lagi profesor yang berpengaruh di dunia juga datang dari Indonesia. Ialah Adi Utarini, seorang peneliti dan guru besar di UGM (Universitas Gadjah Mada), Yogyakarta. Melansir Sindonews, Adi Utarini mendapat pengakuan dunia dengan masuk ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia 2021 menurut Time.

Ia memimpin penelitian WMP atau World Mosquito Program di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi demam berdarah, dengan memasukkan bakteri wolbachia ke nyamuk Aedes aegypti. Wanita yang akrab disapa Uut ini memulai penelitiannya pada 2011.

Ia mulai menyebar telur nyamuk Aedes aegypti dengan bakteri wolbachia di tahun 2016 hingga 2020 di sekitaran Yogyakarta. Kasus demam berdarah di wilayah tersebut pun turun hingga 77%.

*diolah dari berbagai sumber

Ajeng Wirachmi/Litbang MPI

(Fahmi Firdaus )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement