JAKARTA - Tiga mahasiswa Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi bernama Marine Autonomous Security System.
Inovasi ini didasarkan pada permasalahan kapal asing yang melakukan illegal fishing di Laut Natuna. Sepanjang 2016, sebanyak 280 kapal asing terdeteksi oleh pemerintah melakukan illegal fishing di Laut Natuna dan jumlahnya terus meningkat hingga sekarang. Aktivitas ilegal tersebut tentunya menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat sekitar dan negara.
 3 mahasiswa ini yakni Adiwira Surya Susanto, Adinda Anggraeni Rahmawati S, dan Christophorus Nathanael yang tergabung dalam Tim Adhysta. Inovasi mereka merupakan gabungan 3 teknologi besar. Yakni mencakup kapal nirawak, integrasi radar frequency diverse array multiple-input multiple-output (FDA MIMO) dengan Automatic Identification System (AIS), serta teknologi holographic display system.
 Baca juga: Bikin Bangga! ITS Raih Grand Prix di Kompetisi Robotika Dunia
Radar FDA MIMO adalah inovasi radar yang memiliki jangkauan sejauh 300 mil laut yang dapat mencakup seluruh wilayah Laut Natuna Utara. Radar ini bekerja dengan mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang kemudian dipantulkan kembali oleh kapal. Gelombang yang dipantulkan tersebut kemudian ditangkap dan dilacak oleh radar secara real time.
“Dari gelombang itu bisa diketahui posisi, kecepatan dan prediksi gerak kapal target,” terang Adiwira Surya Susanto atau yang kerap disapa Adi ini melalui siaran pers, Kamis (16/12/2021).
 Baca juga: Selamat! Rektor ITS Mochamad Ashari Terpilih sebagai Ketua LTMPT 2022
Radar FDA MIMO lalu diintegrasikan dengan AIS yang merupakan sistem pelacak dan terdiri dari komponen pelacak AIS pada kapal dan AIS pada stasiun. Sesuai Permenhub No PM 7/ 2019, setiap kapal yang memiliki izin berlayar di perairan Indonesia harus memasang dan menyalakan AIS. Sehingga kapal yang tidak memiliki atau tidak menyalakan AIS akan dikategorikan sebagai kapal asing ilegal.