SURABAYA – Ribuan warga terdampak erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang masih mengungsi di sejumlah lokasi. Banyak dari pengungsi adalah anak-anak. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan khusus. Anak-anak tersebut harus dipastikan tetap ceria dalam situasi bencana yang masih melanda.
(Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie dan Idhan Lubis yang Meninggal Dalam Dekapan Semeru)
Sosiolog Universitas Airlangga Surabaya Prof Bagong Suyanto menuturkan, anak-anak pengungsi tidak hanya butuh fasilitas fisik dan pendidikan, tapi juga pendampingan untuk rehabilitasi psikologisnya.
(Baca juga: Awas! Guguran Awan Panas dan Lahar Semeru Berjarak Pendek)
"Kebutuhan anak untuk bermain perlu difasilitasi," kata Prof Bagong, Minggu (12/12/2021).
Ia melanjutkan, anak korban dari letusan Gunung Semeru pertama yang paling menderita ketika terjadi bencana. Sehingga butuh pendampingan khusus guna mengembalikan kondisi psikisnya.
"Mereka perlu tetap dipenuhi hak-haknya sebagai anak," ungkapnya.
Ia menambahkan, anak-anak juga harus dipastikan sehat dan tetap bisa belajar. Mereka juga bisa bermain dalam dunianya yang penuh keceriaan,” tutupnya.
(Fahmi Firdaus )