JAKARTA - Dosen UIN Jakarta Zubair membuat heboh karena membandingkan Nadhlatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah. Perbandingan itu disampaikan dalam video pembelajaran daring mata kuliah studi Islam yang ia ampu di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta. Video tersebut viral di media sosial kemudian menuai kritik dari berbagai kalangan.
(Baca juga: Bandingkan NU dan Muhammadiyah, Dosen UIN Jakarta Minta Maaf)
Melansir situs UIN Jakarta, Selasa (9/11/2021) Zubair adalah dosen UIN Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Program Studi Magister Bahasa Dan Sastra Arab.
Dia pernah mengeyam pendidikan di SD Nomor 276 Raja, MTs Tanah Gunung, MAN Kajuara Lappariaja dan melanjutkan pendidikan S1 di IAIN Ujung Pandang, kemudian ia menuntaskan pendidikan S2 dan S3 di IAIN Jakarta yang sekarang berubah menjadi UIN Jakarta.
(Baca juga: Harumkan Indonesia, Aufa Azhar Taruna Akmil Sabet Emas Kejuaraan Kempo di Jepang)
Dalam video viral tersebut dia sedang membahas ilmu kalam atau teologi dalam Islam di kelas yang sedang ia ampu. Dia membedah paham Asyariyah, Jabbariyah, Qodariyah, dan Mu'tazilah. Menurutnya, pada akidah Asyariyah terdapat banyak masalah sehingga kalangan yang mengikutinya akan terjerumus dalam kebodohan.
"Tidak produktif, tidak progresif, tidak inovatif, tidak kreatif. Bikin orang bodoh, bikin orang terbelakang, itulah Asyary," ucap Zubair kepada mahasiswanya.
Namun, video penyampaian dalam mata kuliah studi islam itu banyak menuai kritik. Tak sedikit yang menyayangkan karena dosen tersebut menyeret-nyeret Nahdlatul Ulama (NU) dan membandingkannya dengan Muhammadiyah.
Usai video viral tersebut, Zubair menyesal dan meminta maaf karena telah memberikan contoh yang keliru saat menjelaskan paham Asyariyah.
"Itu adalah murni kesalahan dan kekeliruan pribadi saya," ujar Zubair dalam video klarifikasinya.