โIni menjadi sangat mutlak dimiliki oleh semua SMK. Kalau perlu tidak ada ruang kelas, kelasnya ya di tempat workshop itu. Di sini beri kursi-kursi, nanti gurunya di situ memberi penjelasan, kemudian langsung lihat bendanya apa yang harus dilakukan. Jadi lebih konkret. Kalau hanya diceritakan di kelas saja nanti ngga dapat apa-apa,โ paparnya.
Ia pun berpesan agar Kepala SMK tidak hanya memikirkan tujuan untuk memperbanyak jumlah siswa, akan tetapi memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan lulusan SMK yang benar-benar produktif. Begitu juga para guru diminta untuk lebih peka dalam menyiapkan mental dan karakter siswa SMK yang siap menjadi tenaga kerja.
โYang paling penting sekali adalah karakter dan mental itu sebenarnya. Dia (siswa) tidak boleh lagi kalau sudah masuk SMK itu terus main-main, masih keluyuran. Harus tahu betul bahwa waktu itu untuk bekerja, untuk berproduktif. Nanti kalau itu sudah terbentuk, percaya sama saya, orang berhasil itu karena kerja. Tidak ada istilahnya orang tidak bekerja keras terus berhasil,โ pungkas Menko PMK.
(dka)