Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Did You Know: Mendadak Lupa karena Doorway Effect

Lutfia Dwi Kurniasih , Jurnalis-Minggu, 24 Oktober 2021 |08:22 WIB
<i>Did You Know</i>: Mendadak Lupa karena <i>Doorway Effect</i>
Ilustrasi lupa. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Kalian pasti pernah atau bahkan sering tiba-tiba lupa untuk berbicara atau melakukan suatu hal dalam sekejap. Padahal sebelumnya kalian ingat betul ingin melakukannya.

Tahukah kamu? Perilaku tiba-tiba lupa itu disebut sebagai Doorway Effect atau yang dikenal juga dengan sebutan The Location Updating Effect. Apa itu Doorway Effect?

Doorway Effect adalah peristiwa lupanya seseorang untuk melakukan atau berbicara tentang sesuatu yang disebabkan oleh perpindahan ruangan atau melewati pintu satu ke pintu lainnya (Doorway).

Doorway Effect menjadi terkenal setelah studi pada tahun 2011 lalu yang dilakukan para peneliti di University of Notre Dame.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang melewati ambang pintu atau batas pemisah antar ruangan cenderung akan menyebabkan kelupaan.

Baca juga: Wajib Tahu! Sebelum Kuliah di Luar Negeri Perhatikan Hal Ini

Baca juga: Tipikal Mahasiswa dari Kupu-Kupu hingga Kunang-Kunang, Kamu yang Mana?

Selain itu mereka juga berteori bahwa melewati ambang pintu akan menyegarkan otak karena ingatan dari ruangan lama cenderung tidak relevan di ruangan baru.

Ketika masuk ke ruangan baru maka tercipta memori baru juga,sehingga lebih sulit mengingat informasi/ pengalaman di ruangan sebelumnya.

Pintu digambarkan sebagai "batas/pemisah" antara aktivitas sebelum dan setelahnya. Ketika melewati batas tersebut,ingatan seseorang dapat 'terbagi'.

Belum cukup, studi pada tahun 2011 itu kemudian dilanjutan oleh tim di Universitas Bond dengan memberikan perspektif berbeda tentang fenomena tersebut.

Oliver Baumann, Asisten Profesor Psikologi di Universitas Bond, mengatakan timnya ingin mempelajari apa yang terjadi di otak saat efeknya bekerja dengan tetap mereplikasi tes sebelumnya.

Dr Baumann mengatakan otak dapat mengelompokkan ingatan dari lingkungan dan konteks yang berbeda.

"Jika otak berpikir itu dalam konteks yang berbeda, maka ingatan itu termasuk dalam jaringan informasi yang berbeda. Secara keseluruhan itu memberi kami kapasitas yang lebih besar ketimbang Anda hanya memiliki satu ruang kerja raksasa di mana semuanya terhubung," tuturnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement