Ruki selalu mendorong supaya pemain SSB wanita jangan minder, meski berada di lingkungan mayoritas laki-laki. Ia beralasan semua memiliki hak yang sama.
“Dari 60 an anak di SSB Banyuurip, kebetulan ada 4 anak wanita. Kami selalu memotivasi mereka, karena yang penting melakukan kegiatan positif untuk meraih prestasi, “ terangnya.
Ruki menambahkan tidak ada perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dengan anak perempuan di SSB Banyuurip. Dalam setiap pertandingan pun, sudah terbiasa dicampur. Hanya ketika mengikuti event pertandingan, waktu main anak perempuan lebih sedikit, karena mempertimbangkan kondisi fisiknya.
“Secara prinsip, tidak ada perlakuan berbeda. Semua sama. Misal dalam pertandingan atau fun game, 1 tim berisi laki-laki dan perempuan, nggak masalah, “ tandasnya.
Menurut Ruki, berlatih sepak bola sejak usia dini, tak sekedar untuk menjaga kesehatan, tetapi di balik itu juga mengajarkan semangat kedisiplinan, kerja sama antar teman dan sportivitas
(Rahman Asmardika)