JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Organisasi Menteri Pendidikan Se-Asia Tenggara (SEAMEO), berpartisipasi dalam pemajuan pendidikan bahasa di Asia Tenggara.
Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbudristek, Anang Ristanto mengungkapkan bahwa terlepas dari Covid-19, sistem pendidikan nasional di setiap negara anggota SEAMEO perlu menyesuaikan diri untuk memenuhi tuntutan global yang terus berubah.
BACA JUGA:Ā Begini Respon Perusahaan Terhadap Program Kampus Merdeka
āKomunitas ASEAN yang lebih kuat dapat dicapai melalui penguasaan bahasa yang baik dan pemahaman nilai-nilai moral budaya-budaya besar di Asia Tenggara. Oleh karena itu, komunitas ASEAN dapat memupuk identitas dan kekuatan kolektifnya untuk terlibat dengan dunia, menanggapi perkembangan baru dan menangkap peluang baru," ujarnya dalam laman resmi Kemendikbud dikutip MPI pada Senin (27/9/2021)
Upaya yang dilakukan di antaranya dengan mengajukan program berbasis penelitian dan pengembangan kompetensi terkait kebahasaan melalui forum yang melibatkan sebelas perwakilan Kementerian Pendidikan Se-Asia Tenggara.
Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan yang hadir menyoroti konsep warga negara ASEAN yang āidealā yang diartikan sebagai seseorang yang dapat berbicara satu atau lebih bahasa resmi/nasional di negara-negara ASEAN. Dengan demikian, dalam rangka membangun identitas kolektif ASEAN, setiap negara ASEAN dapat mendorong generasi mudanya untuk belajar dan menguasai bahasa resmi/nasional negara tetangganya.
BACA JUGA:Ā Kemendikbudristek Dorong Kolaborasi Kampus RI dengan Kampus Tiongkok Berkelas Dunia
Salah satunya, Thailand yang mendorong siswanya untuk belajar bahasa Indonesia ataupun sebaliknya. Terkait dengan ini, SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) sebagai penyelenggara pertemuan tersebut mengusulkan penelitian kebijakan dan pendidikan bahasa di Asia Tenggara.
Bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan bahasa yang diterapkan oleh setiap negara di Asia Tenggara, dan mengidentifikasi bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Asia Tenggara. Maka dari itu, SEAQIL mengusulkan program berbasis pengembangan literasi di sekolah, yakni Klub Literasi Sekolah (KLS) Asia Tenggara, yang akan diseminasi pada tahun 2022.