“Pemahaman keagamaan yang adil dan seimbang seharusnya lebih mudah hadir pada mereka yang pernah berada dalam atmosfer lingkungan akademis yang mengutamakan dialog inklusif terukur dalam menghadapi perbedaan,” ungkapnya.
“Perguruan tinggi agama Islam mestinya mampu merawat nilai-nilai yang merupakan hakekat agama dan ilmu pengetahuan yaitu nilai-nilai yang sesungguhnya untuk kemanusiaan dan untuk menjawab permasalahan kemanusiaan,” tuturnya. (Cahya Sumirat)
(rhs)