“Seringnya anak-anak mengumbar kekesalan dan rasa benci terhadap sesuatu atau seseorang tidak lagi secara face to face, tetapi via medsos tanpa adanya kroscek. Hal ini sangat mudah menyulut kemarahan dan kebencian,” urai pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar UGM ini.
Oleh sebab itu, Koentjoro menekankan perlunya kontrol orangtua atau keluarga dalam penggunaan media sosial pada anak dan menggunakannya secara bijak. Tak hanya itu, penanaman nilai-nilai luhur dari orangtua sangat penting dilakukan.
Dia menjelaskan munculnya tindakan bullying salah satunya terjadi akibat kurangnya peran orangtua atau keluarga dalam mendidik anak. Beragam faktor dalam keluarga menyebabkan anak menjadi pelaku bullying, seperti kurang perhatian orangtua, pola asuh yang terlalu tegas, serta kurang penghargaan orangtua.

“Bullying anak ini menunjukkan ada yang salah dengan pendidikan dalam keluarga. Orangtua kurang memberikan penanaman nilai-nilaya budaya lokal dan nilai-nilai untuk memahami orang lain,” tandasnya.