JAKARTA – Peristiwa gempa bumi dengan magnitudo 7,4 skala ritcher yang terjadi di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat 28 September 2018 lalu telah meluluhlantakkan seluruh bangunan yang ada di sana, termasuk kampus.
Akibatnya, mayoritas para pengungsi tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Hubungan Masyarakat Universitas Tadulako (Untad) Samsumarlin mengungkapkan bangunan universitas hampir 50% rusak parah pasca-gempa yang terjadi.
“Pantauan saya gedung-gedung kampus banyak yang rusak parah terutama untuk gedung bertingkat. Tapi saat ini lokasi kampus ditempati para pengungsi oleh masyarakat dan mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus,” ujarnya saat dihubungi Okezone, Senin (1/10/2018)
Baca Juga: Jokowi Turut Berkomentar soal Kabar Penjarahan di Lokasi Gempa Palu
Kegiatan perkuliahan di Untad, lanjut Samsumarlin belum ada koordinasi dari Rektor dan para civitas akademika Untad.
“Dengan kondisi seperti ini saya yakin kemungkinan kegiatan perkuliahan diliburkan untuk sementara waktu. Kami (pihak Untad) juga belum berkoordinasi dengan semua pihak, karena masih trauma dan mengurus keluarga. Pastinya akan dilakukan langkah yang efektif untuk mengaktifkan kembali proses administrasi dan tridarma perguruan tinggi,” pungkasnya.
Baca Juga: Kisah Haru Korban Selamat Tsunami Sulteng, Tergulung Ombak hingga Teriakan Minta Tolong
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebanyak 1.203 orang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa ini. Sementara korban yang luka berat sekira 184 orang, dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang.

Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki fasilitas publik yang terdampak gempa dan tsunami.
(Rani Hardjanti)