JAKARTA - Mahasiswa dinilai harus lebih percaya diri dalam membuat skripsi dan menghindari penggunaan jasa pembuat tugas akhir itu. Sebab jasa ini tidak akan hilang jika masih ada penggunanya.
Mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi (UNISMA), Putri Marini Melay saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (12/10/2017), mengatakan sebuah penelitian harus dari hasil pemikiran mahasiswa agar bisa merasakan prosesnya saat membuat skripsi.
"Sebuah penelitian harus kita sendiri yang mengerjakan, apalagi hasil yang kita dapat akan kita rasakan sendiri nantinya. Jadi, percuma jika kita kuliah bertahun-tahun dan yang mengerjakan tugas akhir itu orang lain, tidak akan merasakan kebanggaan dari usaha yang sudah kita jalani selama ini," kata Melay.
Melay menambahkan pemakaian jasa pembuatan skripsi itu adalah hak dari orang itu sendiri. Jika Ia tetap menggunakan jasa tersebut, maka harus siap untuk menghadapi konsekuensi yang ada. Hal itu karena pertanggungjawaban tentang skripsi itu akan diminta saat sidang skripsi.
Sebelumnya, sebuah situs online diketahui menawarkan jasa pembuatan skripsi dengan imbalan sekitar Rp4,5 juta per skripsi dengan jaminan lulus. Salah satu jasa pembuatan skripsi mengatakan setiap skripsi dikenakan tarif dengan harga yang bervariasi tergantung jurusan mahasiswa.
Mahasiswa UNISMA lainnya, Vijart Justitia mengatakan walaupun ada mahasiswa yang memakai jasa pembuatan skripsi dan bisa lulus dengan aman bahkan nilai yang didapatkan bagus, nantinya akan terlihat kualitas dirinya yang sebenarnya.
"Jika skripsi dibuat melalui jasa pembuatan, pastilah dia sendiri tidak mengetahui bahan dan materi yang ada di dalam skripsi tersebut. Walaupun skripsi ini bisa menjadi salah satu yang terbaik, nantinya orang yang melakukan tindakan seperti itu dapat terlihat kualitas dia yang sebenarnya saat sidang ataupun di dunia kerja," kata Vijart.